Tampilkan postingan dengan label Zero Waste. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Zero Waste. Tampilkan semua postingan

Memulai Pemilahan Sampah Sejak dari Rumah

Sabtu, Februari 08, 2020

Apa penyebab banyak sampah terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir? Contohnya di Bantar Gebang, sampah menggunung dan menguarkan aroma tidak sedap, dan kita tak tahu, bagaimana nasib sampah-sampah tersebut ke depannya tanpa dilakukan pemilahan sampah yang baik dan benar. 

Pemilahan Sampah
Pemilahan Sampah (Sumber: iStockphoto)
Kita sering berpikiran, ketika semua sampah yang dihasilkan dibuang ke tempat sampah maka semuanya sudah selesai. Membuang sampah di tempat sampah memang hal yang benar, tapi alangkah baiknya jika sebelumnya dilakukan pemilahan sampah agar sampah-sampah yang seharusnya bisa didaur ulang, tidak terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, hanya ada 1,2% rumah tangga di Indonesia yang mengolah limbah rumah tangga, angka tersebut tentunya sangatlah kecil, pengolahan limbah di rumah memang butuh kerja ekstra, dan apabila kita belum bisa mengolahnya, kita bisa memulainya dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah.

SAMPAH ORGANIK
Sampah organik merupakan jenis sampah yang dapat membusuk dalam waktu yang singkat, contohnya seperti sisa sayuran, sisa makanan, daun-daun kering dan lain sebagainya. Sayangnya, di Indonesia sendiri sampah organik mendominasi jumlah sampah yang ada. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2017, sampah organik mencapai jumlah angka 60% dari total sampah di Indonesia. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar sampah organik dapat dikelola dengan baik?

a.     Membuat Komposter
Komposter adalah salah satu cara membuat kompos sendiri di rumah, kita bisa membuang sampah sisa dapur dan sampah-sampah daun kering ke dalam komposter, kemudian mengubahnya menjadi kompos. 

b.     Membuat Lubang Biopori
Selain menggunakan komposter, cara membuat kompos lainnya adalah dengan membuat lubang biopori di halaman rumah. Sampah-sampah organik bisa dibuang ke dalam lubang biopori yang nantinya akan membusuk dan akhirnya menjadi kompos. Tak hanya bisa menjadi tempat pembuangan sampah organik. Lubang biopori juga bermanfaat untuk mengurangi banjir. 

Selain memilah sampah organik dengan baik, alangkah baiknya kita juga mengubah pola hidup dengan tidak menyisakan makanan yang kita makan. Sisa makanan ini juga menjadi salah satu faktor semakin meningkatnya sampah organik di Indonesia. Oleh sebab itu, makan secukupnya, dan jangan buang-buang makanan. 

SAMPAH ANORGANIK
Berbeda dengan sampah organik yang mudah membusuk, maka sampah anorganik adalah jenis sampah yang tidak mudah membusuk. Sampah-sampah jenis ini seperti wadah plastik, botol, kaleng, kertas, dan lain sebagainya. 

Jenis sampah ini juga banyak menumpuk di tong sampah, padahal sebagian dari sampah-sampah ini tidak dapat didaur ulang kembali. Maka, apabila memiliki sampah botol, kaleng, kaca, dan kertas, jangan dibuang begitu saja ke tong sampah, tetapi dipisahkan. 

1.     Ditabung di Bank Sampah
Apabila rumah anda dekat dengan bank sampah, bawa sampah-sampah tersebut ke bank sampah, dan anda pun bisa menabung dengan sampah yang ada di rumah. 

2.     Sedekahkan/Jual kepada Pemulung
Ada pemulung yang memang membeli barang-barang bekas, namun ada juga pemulung biasa yang hanya mencari barang bekas saja. Apabila ada pemulung yang membeli barang bekas, kita bisa menjualnya. Namun, jika adanya pemulung biasa yang suka berkeliling mencari barang bekas, kita bisa memberikan sampah yang kita miliki, karena manfaatnya sama dengan sedekah, rumah bersih, pahala pun didapat. 

3.     Recycle
Apabila anda kreatif, anda bisa mendaur ulang barang-barang bekas menjadi barang yang berguna. Bahkan tak sedikit orang yang dengan kreatifitasnya menyulap barang bekas menjadi barang yang unik, akhirnya malah menjadi pintu rezeki. 

Selain memilah sampah anorganik, sebisa mungkin kurangi juga penggunaan barang yang nantinya bisa menjadi sampah anorganik. Alih-alih membeli minuman botol di warung/minimarket, kita bisa membawa tumbler sendiri dari rumah. 

Nah, itulah cara pemilahan sampah sederhana yang bisa kita mulai dari rumah. Ayo kita lebih peka terhadap lingkungan, kurangi sampah agar lingkungan menjadi lebih indah.(*)
Read More

Diet Plastik untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Selasa, Februari 04, 2020

Sudahkah kamu diet plastik hari ini? Bagi sebagian orang, diet plastik memang masih terdengar asing. Jika biasanya diet berhubungan dengan kontrol pola makan, maka diet plastik adalah mengontrol penggunaan plastik yang digunakan sehari-hari. 

diet plastik
Diet Plastik (Dokumentasi pribadi)
Saat ini, Indonesia menjadi negara urutan kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia, yaitu 3,21 juta meter ton/tahun. Banyak banget, kan? Penggunaan plastik memang tidak bisa dihilangkan sama sekali, namun tentunya bisa dikurangi, dengan cara diet plastik.
Lalu, apa sih yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari?

      1.      Membawa Kantong Belanja Sendiri

Saat belanja di pasar, minimarket, hingga swalayan, penggunaan kantong plastik seperti sudah menjadi kewajiban. Para pembeli seolah memiliki hak untuk mendapatkan kantong plastik, begitu juga dengan pedagang/penjual yang memandang bahwa pemberian kantong plastik untuk wadah belanjaan menjadi semacam bentuk pelayanan untuk konsumen. 

diet plastik
Membawa Tote Bag Saat Berbelanja (Dokumentasi Pribadi)
Untungnya saat ini banyak minimarket, atau swalayan yang sudah mulai menyadari bahaya penggunaan kantong plastik berlebih dan menyarankan para konsumennya untuk membawa kantong belanja sendiri. 

Membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja tentunya banyak sekali manfaatnya, selain bisa mengurangi sampah plastik, juga bisa digunakan berulang kali. Apalagi bagi yang suka membawa tote bag kekinian, bisa sekalian bergaya sambil berbelanja, hehe. 

      2.      Menggunakan Kantong Plastik Berulang Kali

Salah satu prinsip dalam meminimalisir sampah plastik adalah reuse, yaitu memakai kembali barang-barang yang masih bisa dipakai, namun tidak bisa didaur ulang, salah satunya adalah kantong plastik kresek. 

Banyak ibu-ibu yang membeli bahan makanan di pasar mengaku kesulitan mengurangi sampah plastik karena saat membeli telur, cabai, bawang merah, bawah putih, wortel, tomat, dan bahan-bahan lainnya membutuhkan plastik. 

diet plastik
Menggunakan Kantong Kresek yang Sama Berulang Kali (Dokumentasi Pribadi) 
Nah, solusinya bisa menggunakan kantong plastik kresek berulang kali. Bahan makanan bukan makanan matang, oleh karena itu aman apabila menggunakan kantong plastik yang sama berulang kali untuk wadahnya.

Saya seringkali menyimpan kantong kresek yang saya dapatkan, kemudian saat belanja ke pasar akan saya gunakan untuk wadah bahan sayuran yang saya beli. Setelah berbelanja, kantong kresek tersebut akan saya cuci bersih, saya jemur, saya lipat, dan bisa saya gunakan kembali saat berbelanja di lain hari. 

      3.      Menggunakan Sedotan Non Plastik

Pernah melihat video tentang seekor penyu yang kesakitan karena hidungnya kemasukan sedotan plastik? Miris dan menyedihkan, bukan? Sedotan plastik sekali pakai yang kita gunakan dan buang, ternyata malah menyakiti makhluk lain yang tak berdosa. 

diet plastik
Sedotan Non Plastik (Dokumentasi Pribadi)
Maka dari itu, sebagai salah satu aktifitas diet plastik, mulai gunakan sedotan non plastik yang bisa dipakai berulang kali. Yuk, stop gunakan sedotan plastik.

      4.      Membawa Wadah Sendiri Saat Jajan

diet plastik
Membawa Wadah Sendiri Saat Membeli Makanan (Dokumentasi Pribadi)

Usahakan membawa wadah sendiri saat jajan. Seperti saat membeli siomay, batagor, atau bubur ayam. Seperti yang saya lakukan, saat membeli bubur ayam atau jajanan lain yang lewat depan rumah, saya menggunakan wadah sendiri untuk meminimalisir penggunaan plastik. Mungkin terkesan repot atau lebay, tapi untuk masa depan lingkungan yang lebih baik, kenapa tidak?

      5.      Membawa Botol Minum Sendiri

 
diet plastik
Membawa Botol Minum Isi Ulang (Dokumentasi Pribadi)

Sering merasa kehausan saat di jalan? Yuk mulai gunakan tumbler atau botol minum isi ulang untuk membawa air minum. Selain lebih sehat, lebih praktis, tentunya lebih hemat, karena gak perlu membeli minum di jalan. Jangan lupa untuk mengajak anggota keluarga menggunakan botol minum sendiri saat beraktifitas di luar, ya.

       6.      Memilih Produk dengan Kemasan Daur Ulang

Aktivitas rumah tangga sehari-hari seperti memasak, mencuci, dan mengepel, tentunya sulit dipisahkan dari benda-benda yang memiliki bahan plastik sebagai wadahnya. Seperti minyak goreng, detergen, juga cairan pel. 

Oleh sebab itu, untuk menghindari bahan plastik seminim mungkin, usahakan untuk menggunakan produk dengan kemasan daur ulang, atau wadahnya bisa didaur ulang kembali, seperti minyak goreng dan cairan pel kemasan botol, juga detergen yang menggunakan kemasan botol.

diet plastik
Botol Detergen Hasil Daur Ulang (Sumber: Youtube Rinso)
Kemasan botol bekas pakai ini nantinya bisa dibawa ke bank sampah atau diberikan kepada pemulung agar bisa didaur ulang kembali. Seperti Rinso yang kemasan botolnya 100% merupakan hasil daur ulang. Nah, apabila kamu menggunakan Rinso kemasan botol, botol sisa kemasannya jangan dibuang ke tempat sampah ya, tapi serahkan ke bank sampah atau ke pemulung agar nantinya bisa didaur ulang.

Itu dia beberapa cara untuk menunjang aktivitas diet plastik dalam kehidupan sehari-hari. Ayo mulai diet plastik sekarang juga. Diet plastik untuk masa depan lingkungan yang lebih baik.  (*)
Read More