Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan budaya, termasuk juga di dalamnya kekayaan intelektual berupa aksara-aksara yang hidup di tengah-tengah kebudayaan berbagai suku dan adat istiadat. Sebut saja aksara Jawa, aksara Sunda, aksara Bali, aksara Lontaraq, aksara Bima, aksara bilang-bilang dan beragam aksara lainnya.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini bisa dibilang asing dengan aksara-aksara yang ada di Indonesia, bahkan anak-anak muda sekarang justru lebih familiar dengan aksara dari bangsa luar seperti aksara hangeul dari Korea Selatan.
Namun, ada secercah harapan yang muncul dari salah satu pemuda Indonesia yang juga penggiat aksara Nusantara, Ridwan Maulana. Kecintaannya akan aksara Nusantara ini membuat Ridwan tertarik untuk membuat sebuah buku tentang aksara Nusantara yang kemudian ia beri judul ‘Aksara-Aksara di Nusantara Seri Ensiklopedia’.
Berbincang tentang Aksara-aksara di Nusantara
Buku yang ditulis oleh Ridwan Maulana ini akhirnya dibedah dan dibincangkan pada Jumat, 26 November 2021, pukul 19:30 – 20:30 WIB lewat Live IG @merajut_indonesia yang dipandu oleh penulis Evi Sri Rezeki.
Perbincangan yang berlangsung selama 1 jam tersebut menguak berbagai sisi lain tentang aksara-aksara di Nusantara ini. Termasuk juga bagaimana perjuangan Ridwan Maulana dalam menulis buku tersebut.
Ridwan Maulana bercerita bahwa penyusunan buku tersebut membutuhkan waktu selama 2 tahun, dan itu ia lakukan seorang diri. Tak hanya dalam penulisannya saja, namun juga termasuk editing, layout, semua itu ia lakukan seorang diri.
Tak Banyak yang Menguasai Aksara Nusantara
Ada beberapa alasan kenapa ia melakukan penyusunan tersebut seorang diri, salah satunya adalah karena ada banyak bagian dalam buku tersebut yang berisikan teks khusus berupa aksara Nusantara. Sedangkan tidak banyak orang yang menguasai aksara-aksara tersebut. Tidak ingin terjadi kerancuan atau kesalahan, maka ia pun menyuntingnya sendiri.
Bahkan, agar tidak terkena kesalahan copyright, Ridwan menulis aksara-aksara Nusantara di bukunya dengan font buatannya sendiri.
Ridwan mengakui bahwa memang masih sedikit orang yang tertarik belajar aksara Nusantara, dan itu juga yang membuatnya termotivasi untuk menulis buku ‘Aksara-Aksara di Nusantara Seri Ensiklopedia’. Ia berharap dengan buku tersebut banyak orang yang akan lebih mudah belajar aksara-aksara di Nusantara, karena ia tak ingin orang-orang mengalami kesulitan untuk belajar aksara-aksara Nusantara seperti yang ia alami.
Perkembangan Aksara di Nusantara
Aksara-aksara di Indonesia banyak dipengaruhi oleh keberadaan Hindu, Budha, juga Islam. Hingga kemudian muncul aksara-aksara Nusantara termasuk juga pegon.
Dalam perbincangan, Ridwan menyebut bahwa aksara menjadi salah satu bentuk peradaban suatu bangsa, meskipun begitu banyak suku di Indonesia yang tidak memiliki aksara. Menurut Ridwan, suku-suku yang tidak memiliki aksara, memiliki kekuatan lain di penceritaan secara lisan.
Golongan Aksara-aksara di Nusantara
Aksara-aksara di Nusantara terbagi ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
- Aksara yang masih dipakai, seperti aksara Jawa, aksara Sunda, aksara Bali
- Aksara yang sudah tidak dipakai, seperti aksara pasca pallawa
- Aksara kontroversial, seperti aksara Minang, aksara Gayo, dan aksara Cirebon.
Pembelajaran Aksara-aksara Nusantara di Indonesia
Sebagai sebuah kekayaan intelektual, aksara Nusantara harus terus dilestarikan, ada beberapa tips yang diperlukan dalam hal belajar aksara Nusantara ini.
1. Mindset
Mindset dalam memandang aksara Nusantara sebagai sesuatu yang kuno dan tidak dibutuhkan harus diubah. Kita harus memiliki mindset bahwa aksara Nusantara harus terus dipelajari agar bisa terus lestari hingga anak cucu nanti.
2. Menemukan Komunitas
Sesuatu itu bisa menjadi hal yang menyenangkan apabila kita memiliki teman atau komunitas, begitu juga dalam belajar aksara-aksara Nusantara, dimana kita bisa mencari teman atau komunitas yang sama-sama menyukai aksara-aksara Nusantara kemudian bisa mempelajarinya bersama.
3. Media Belajar
Saat ini ada banyak media belajar yang bisa digunakan untuk mempelajari aksara-aksara Nusantara. Selain buku Aksara-aksara di Nusantara karya Ridwan Maulana, kita juga bisa belajar aksara-aksara Nusantara bersama Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) lewat program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN).
Penguatan Aksara Nusantara di Pelajaran Sekolah
Salah satu cara untuk lebih memasyarakatkan aksara Nusantara adalah dengan menjadikannya sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Namun, sayangnya hingga saat ini belum ada mata pelajaran yang khusus untuk mempelajari aksara-aksara Nusantara.
Adapun pelajaran yang berkaitan adalah pelajaran muatan lokal bahasa daerah yang aturan pembelajarannya tergantung pada daerah masing-masing. Seperti yang pernah saya pelajari di sekolah dulu yaitu muatan lokal Bahasa Jawa.
Pada pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa ini, siswa tak hanya belajar terkait seluk beluk Bahasa Jawa, termasuk juga aksara Hanacaraka. Saya bersyukur pernah belajar aksara Jawa dan hingga sekarang masih ingat huruf-hurufnya.
Meski begitu, berharap sekali di kemudian hari ada pelajaran khusus aksara Nusantara di sekolah, sehingga siswa bisa belajar beragam aksara Nusantara, tidak hanya aksara daerahnya saja. (*)
Posting Komentar