Tumbuh kembang anak sesuai
usianya tentunya diidamkan oleh semua orang tua. Baik itu perkembangan motorik
kasar, motorik halus, juga perkembangan bahasa atau bicara si kecil.
Memang tumbuh kembang setiap anak
itu berbeda-beda, namun orang tua tidak boleh tutup mata begitu saja ketika
melihat ada hal janggal pada anak. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang
tua untuk selalu mengecek milestone anak setiap bulannya. Apakah sudah patut untuk khawatir ataukah belum ketika
terjadi keterlambatan pada anak.
Stimulasi Perkembangan Bicara pada Batita (Sumber: Pixabay) |
Sebenarnya ada banyak cara atau
stimulasi yang bisa dilakukan agar anak tidak mengalami speech delay, dan stimulasi ini sudah bisa dilakukan sejak usia
dini, bahkan ketika anak masih berusia hitungan minggu.
Stimulasi-stimulasi yang akan
saya share berikut ini sudah pernah
saya praktikkan pada Ayya sejak ia berusia bulanan, dan alhamdulillah hasilnya sangat
memuaskan.
1.
Ajak
Anak Bicara
Mengajak anak bicara tak perlu
menunggu anak bisa bicara terlebih dahulu. Sejak Ayya baru lahir, saya sesering
mungkin bicara dengannya. Saya ajak Ayya bicara saat sedang menyusuinya, saat
sedang memandikannya, juga saat sedang memakaikannya baju. Kapan pun ada
kesempatan bicara, saya akan terus bicara.
Apa saja saya bicarakan
seolah-olah Ayya sudah paham. Saat sedang menggendongnya dan melihat pohon,
saya akan bilang tentang nama pohonnya, warna daunnya, warna bunganya. Begitu
juga saat melihat ayam, burung, mainan, mobil, apa saja saya jadikan bahan
obrolan dengan Ayya.
Hingga kemudian Ayya berhasil
mengucap kata pertamanya di usia 6 bulan. Bukan Mama, atau Papa, tapi Mbah
(kakek). Ya, setiap melihat Abah saya atau kakeknya, Ayya akan berteriak
girang, “Mbah... Mbah....!”
Mendengar Ayya yang mulai
mengucapkan kata pertamanya, saya semakin bersemangat mengajaknya mengobrol,
sesering dan seintens mungkin.
2.
Gunakan
Satu Bahasa
Saya pernah membaca artikel
tentang speech delay, dan salah satu
hal yang mengakibatkan anak terlambat bicara adalah kebingungan bahasa karena
mungkin orangtuanya menggunakan lebih dari satu bahasa di rumah.
Oleh sebab itu, dikarenakan
Ayya itu keturunan Timur Tengah (Jawa Timur dan Jawa Tengah), hehehe. Suami
dari Madura, dan saya dari Jawa Tengah. Kami pun memilih untuk menggunakan
bahasa persatuan, Bahasa Indonesia saat bicara.
Penggunaan satu bahasa ini tak
hanya kami gunakan saat berbicara, tapi juga saat mengenalkan lagu-lagu anak.
Saat Ayya belum lancar bicara, kami tidak pernah menyetel video atau lagu anak
berbahasa Inggris.
Saya mulai berani mengenalkan
lagu-lagu berbahasa Inggris sederhana seperti Jhonny-Jhonny, ketika Ayya sudah
mulai lancar bicara di usia 18 bulan.
3. Menanggapi Ocehan Anak
Saat batita sudah mulai
mengoceh atau bicara meskipun belum jelas, sebisa mungkin tanggapi ocehannya.
Misalnya ketika dulu Ayya menyebut “Ayah” tapi yang dia tunjuk adalah Ayam.
Saya akan langsung menanggapinya, “Oh, iya, Dek, itu ayam, ya, ayamnya sedang
cari makan. Itu ada mama ayam juga, ayamnya banyak, ya.”
Anak akan merasa dipahami
ketika apa yang ia katakan atau ocehkan dipahami oleh orang terdekatnya, dan
ini tentunya akan membuat perasaan anak lebih bahagia.
Baca Juga: Toilet Training Anak, Kapan dan Bagaimana Caranya?
Baca Juga: Toilet Training Anak, Kapan dan Bagaimana Caranya?
4. Hindari Baby
Talk
Batita yang belum lancar
berbicara tentunya kata-kata yang diucapkan tidak begitu jelas. Misalnya ada
anak yang menyebut ‘kupu-kupu’ dengan ‘tupu-tupu’, atau ‘buka’ disebut dengan
‘utak’.
Sebagai orang tua jangan
ikut-ikutan mengucapkan baby talk
seperti bayi. Ucapkan kata dengan ejaan yang tepat, maka lama kelamaan si kecil
juga akan belajar bagaimana kata yang benar diucapkan.
5.
Bacakan
Buku
Membacakan buku untuk anak bisa
menjadi sarana yang tepat untuk memperkaya kosakata si kecil. Saat membacakan
buku bergambar, jangan hanya terpaku pada teks, lakukan obrolan lainnya yang
berkaitan dengan gambar yang ada di buku.
Misalnya apa warna rumah yang
ada di buku, apa bentuk roda mobilnya, bagaimana ekspresi tokoh yang ada dalam
cerita, dan lain sebagainya.
6.
Bernyanyi
Bernyanyi menjadi salah satu
cara efektif juga untuk menambah kosakata anak, seperti yang sudah saya
sampaikan sebelumnya. Untuk anak yang belum lancar berbicara, usahakan untuk
gunakan lagu satu bahasa saja. Jika sudah mulai lancar bicara, barulah kenalkan
lagu-lagu berbahasa lainnya.
7. Bertanya Tentang Perasaan Anak
Sering-seringlah bertanya
tentang perasaan anak, misalnya, “Adek lapar, ya? Yuk maem dulu.”, “Adek haus?
Yuk, minum dulu.”, “Badan adek gatal? Sini Mama garukin.”, “Adek kepanasan?
Mama kipasin, ya.”. “Adek sedih, ya? Sini Mama peluk.”
Anak yang masih kecil atau
batita tentunya belum tahu bagaimana cara mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Oleh sebab itu, sebagai orangtua haruslah peka melihat sikap dan tingkah si
kecil.
Dengan cara seperti ini, maka
si kecil akan belajar berkomunikasi untuk mengungkapkan perasaannya dan cara
ini juga bisa meminimalisir tantrum, karena anak yang pandai mengungkapkan
perasaannya, biasanya akan lebih pandai juga mengontrol emosinya.
Itulah beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak sejak dini.
Jangan lupa untuk selalu berikan perhatian penuh saat berkomunikasi, tatap
matanya dan dengarkan setiap kata yang ia ucapkan, karena hal yang mungkin kita
anggap kecil, bisa jadi adalah kebahagiaan untuknya.(*)
Sepakat dengan semua tips ini, Mbak. Dukungan dan pembiasaan membantu perkembangan kemampuan berbicara anak 😊
BalasHapusTrims infonya kak, jadi banyak belajar nih bagaimana cara menstimulasi perkembangan anak. Kelihatannya mudah ya kak, semoga nanti kalau punya anak sendiri bisa dipraktekan hehehe. Yang 1 bahasa nih akan kuingat banget secara saya jatim ayahnya balikpapan neneknya banjarmasin kebayang berapa bahasa berbeda, belum lagi emaknya doyan drakor dan drama china kasihan anaknya ya kak kalau sampai bingung
BalasHapusiya kak, aku sangat cocok dengan tips di atas, sebisa mungkin kita sebagagai orang tua juga harus lebih aktif untuk mendukung perkembanggan anak. apa lagi kalo anak kita masih sangat kecil kita harus mengajari satu bahasa terlebih dahulu jika sudah agak besar baru di ajari bahasa lainnya.
BalasHapusNah, setuju banget. Sejak anakku kecil, aku selalu berusaha ajak bicara dengan bahasa biasa, maksudnya ga pake bahasa bayi. Sambil penekanan pada artikulasi saat bicara. Soalnya, kasian nantinya kalau jadi kebiasaan sampai besar
BalasHapuswah bener juga nih mba, ponakanku dulu suka aku ajak ngomong aneh-aneh, mksdnya bahasa gak jelas gitu. eh pas udah bisa ngomong ngikutin dong wkwkwk. padahal mah kita bisa stimulasi anak dari kecil dengan bahasa indonesia yg baik dan benar ya. biar nanti pas udah bisa ngomong bisa ngikutin pelan-pelan. makasih mba sharingnya.
BalasHapusbener nih kdng orang dewasa malah ngikutin cara ngomong bayi maksudnya sih buat ngelucu..tp si bayik lama2 akan ngira ya bener begitulah cara ngomongnya misal sakit jd atit, makan jadi mam ..pdhal bisa dilatih ucapan kata yg bnr ya..
BalasHapusBaru tahu saya kalau istilahnya mengikuti ucapan batita itu namanya baby talk, Mbak. Saya sering ngikutin kata-kata yang diucapkan adik saya saat bicara dengannya. Seperti saat ia mengganti S dengan C. Aduh, ke depan harus mengucapkannya dengan benar kayaknya nih
BalasHapusAnak sulung saya dulu agak lama ngomong kak. Padahal saya suka story' telling dan juga ngajak bicara. Tapi ternyata anak saya bukan speech delay. Tapi dia memang suka merekam dulu ucapan kita. Setelah itu baru ketauan betapa cerewetnya dia . Hehe
BalasHapusTipsnya bagus sekali sista, kebetulan anak aku yang di Malaysia awalnya tak bisa bicara tetapi kami kasih nonton televisi yang edukasi, akhirnya pandai sekarang bicara dan cerewet
BalasHapusAlhamdulillah saya juga pakai cara-cara di atas mbak. Senang banget saat anak bisa ngomong sesuai fasenya. Jadi teringat ngajarin dia kosa kata pakai flash card, berulang-ulang sambil melantangkan suara, ampe seret tenggorokan. Tapi bahagia pas anak bisa menirukannya. Sekarang mah udah bisa bawel dia, hihihi.
BalasHapusMakasih tipsnya Kak. Bisa saya praktekin dengan anak bungsu kami yang baru mulai bisa manggil
BalasHapustipsnya bagus banget nih, sekadar tambahan bisa memeriksakan anak ke THT karena ponakan saya awalnya dikira spech delay ternyata tuli
BalasHapus