Keluarga adalah fondasi pertama
dimana seorang anak belajar sesuatu, dan orang tua memiliki tanggung jawab
besar agar bisa menumbuhkan tunas-tunas kebaikan dalam diri anak, agar kehidupan sehari-hari semakin bermakna.
Ada banyak jalan untuk menyemai
kebaikan itu, ada kalanya lewat nasihat,
ada kalanya lewat contoh perilaku, dan bisa juga dilakukan lewat kisah-kisah
atau bacaan yang ada di buku.
Saya dan suami sangat suka
membaca, kami sudah merasakan betapa bahagianya melewati hari-hari bersama
buku. Dan kami pun ingin agar anak kami, Ayya, merasakan kebahagiaan serupa,
bahagia ketika berada dalam lautan kata.
Pelan tapi pasti kami mulai
mengenalkan sebuah bacaan, bahkan sejak Ayya masih berada di dalam kandungan.
Saya masih ingat betul, di usia kandungan 7 bulan, saya dan suami melewati
perjalanan sejauh 30 kilometer menggunakan sepeda motor demi untuk datang ke
sebuah pameran buku.
Kala itu, setiap langkah saya
saat berada di tengah pameran buku, ada harapan yang terselip, semoga Ayya
kelak cinta membaca, agar ia bisa memahami kehidupan tak hanya dari satu arah
saja.
Setelah Ayya lahir ke dunia,
ada semangat yang terus meletup dalam diri saya dan suami untuk menumbuhkan
minat baca dalam diri Ayya.
1.
Membacakan
Dongeng Sejak Dini
Sejak Ayya berusia 3 bulan,
saya rajin membacakan buku atau dongeng. Alih-alih membacakan dongeng dari buku
mahal, saya lebih banyak membacakan dongeng dari majalah anak bekas yang saya
beli.
Melihat majalah anak yang
sering berakhir dirobek Ayya, saya pun beralih menggunakan buku bantal yang
terbuat dari kain sehingga lebih awet dan lebih aman untuk Ayya.
Setelah Ayya berusia satu
tahun, saya mulai membelikan buku untuk Ayya. Tak melulu buku yang mahal, saya
dan suami malah sering membelikan buku-buku diskon atau obralan.
Karena menurut kami, yang
terpenting bukan berapa harga atau tampilan bukunya, tapi bagaimana orang tua
bisa mendampingi anak ketika membaca, sehingga bisa mendelivery pesan yang ada dalam buku, agar dapat diterima dengan baik
oleh anak.
Membacakan Buku |
Aktivitas membacakan
cerita/dongeng ini pun terus berlanjut hingga sekarang, ketika Ayya sudah
berusia 3 tahun. Tak hanya menjelang tidur, Ayya bisa meminta waktu untuk
membaca bersama ketika pagi, siang, atau sore. Dan sebisa mungkin, saya dan
suami akan menemaninya.
Kini, Ayya sudah berhasil
‘membaca’ buku-buku ceritanya sendiri, meskipun tak sesuai teks yang tercetak,
namun ia sudah mampu menceritakan kembali apa yang pernah kami baca bersama.
2.
Berwisata
ke Toko Buku
Jarak rumah saya dan toko buku
sejauh 30 kilometer, oleh sebab itu, setiap saya dan suami akan pergi ke toko
buku, kami akan mensounding Ayya,
bahwa kami akan pergi berwisata.
Pertama kali kami mengajak Ayya
ke toko buku, dia benar-benar riang dan sangat bersemangat. Ia berlarian dari
lorong satu ke lorong yang lain. Melihat buku-buku dengan warna cerah ceria, ia
begitu gembira.
Ia membuka buku-buku dengan
gambar kartun favoritnya dan mulai membuka lembar demi lembarnya dengan mata
yang berbinar.
3.
Mencari
Pengalaman di Pameran Buku
Selain toko buku, saya dan
suami sangat bahagia ketika mendengar ada pembukaan pameran buku. Saya dan
suami berpikiran, ini pengalaman yang tepat untuk memberikan pengalaman pada
Ayya untuk mencari dan menemukan buku-buku bacaan yang ia sukai.
pameran Buku |
Dan seperti yang sudah kami
duga, Ayya sangat antusias ketika datang ke pameran buku dan melihat banyak
buku bertumpuk di hadapannya. Ia memilih sendiri buku dan bacaan mana yang
sukai.
4.
Ruang
Perpustakaan di Rumah
Saya dan suami bermimpi
memiliki ruang perpustakaan di rumah kami, dan akhirnya beberapa bulan lalu hal
tersebut terwujud.
Perpustakaan di Rumah |
Ayya pun sangat antusias dengan
keberadaan ruang perpustakaan ini.
Ia menata buku-bukunya sendiri di rak buku
dan sering menghabiskan waktu untuk membaca buku bersama saya atau Ayahnya.
Baca Juga: Ruang Kerja dan Perpustakaan Kecil di Rumah
Baca Juga: Ruang Kerja dan Perpustakaan Kecil di Rumah
5.
Memberikan
Contoh
Banyak orang tua yang
menginginkan anaknya rajin membaca buku, membelikan buku-buku yang mahal dan
premium. Namun, di sisi lain, orang tuanya tidak pernah memberikan contoh
bagaimana bisa menikmati waktu dengan membaca buku.
Oleh sebab itu, saya dan suami
di rumah, sesering mungkin menghabiskan
waktu dengan membaca, agar anak merasa bahwa membaca itu kegiatan yang
menyenangkan.
Nah, itu dia beberapa tips
untuk meningkatkan minat baca anak dengan dimulai dari rumah, dari keluarga
terdekat.
terima kasih kak, semoga kelak setelah aku berkeluarga bisa mencontoh kaya itu, agar bisa membangun tingkat membaca anak. Trimakasih
BalasHapusSejak dalam kandungan memang sebaiknya membiasakan anak dibacakan sesuatu ya kak. Biar dia pun terbiasa.
BalasHapusJangankan yang berat, bahkan si kecil saya di rumah, sejak 9 bulan selalu tertarik sama Al Qur'an karena selalu melihat emaknya memegang Al Qur'an. Trus dia udah pande bergumam mengikuti bacaan Al Qur'an. Mudah-mudahan nanti jadi merembet suka membaca semua jenis buku.
Duh bahagia sekali ya memiliki orangtua yang sudah mengajarkan wisata literasi pada anak sejak dini... That's very important right know
BalasHapusJadi inget saya ama suami juga Mbak Icha.. bela2in datang ke perpustakaan padahal udah hamil gedhe tinggal nunggu waktu lahiran. Alhamdulillah anak yg dikandung itu sekarang jd wormbook haha
BalasHapustypo, bookworm ya haha
HapusSaya juga melakukan poin-poin di atas mbak untuk anak, kecuali yang perpustakaan itu belum punya karena rumah kontrakan sekarang masih sempit, huhuh. Nanti deh kalau udah punya rumah sendiri yang lebih luas ^^
BalasHapusSebagai orang yang suka baca, aku merasa wow dengan kerapihan perpustakaanmu, kak. Mantap dan bikin daku pengen nimbrung di situ
BalasHapusKak icha itu perpus rumahnya lemarinya tanpa tutup ya? Aku tuh sedih buku-bukuku banyak lembab jadinya kertasnya kuning jelek gitu. Tapi ya mungkin bertahun-tahun juga ya. Btw seruu banget keluarga cinta baca begini melihatnya adem
BalasHapuswah seru ada ruang perpus di rumah, saya juga ada di rumah ortu. tapi isinya komik semua wkwk. saya suka baca tapi bacanya komik dan novel fantasi zaman sekolah dulu. makanya isinya banyak banget komik dan novel doang. tapi yang penting tetep suka membaca lah ya *ngeles wkwkwk
BalasHapusBuku - bukunya tertata rapi di perpustakaan keluarga ya,Mbak. Suka lihatnya 😍
BalasHapusRumah kami sudah kehabisan ruang, jadi ga punya perpustakaan. Anak - anak menyimpan buku mereka di kamarnya atau kadang di rak2 lain di rumah, pisah2 gitu..
Menyenangkan sekali saat anak mau diajak membaca bersama. Bagaimana pun membaca itu kan sesuatu yang perlu dibiasakan ya mbak, kalau sudah biasa tidak akan berat
BalasHapusNah betul sekali orang tua hrs bisa jadi contoh ya kak jika orang tua memperlihatkan asyiknya membaca buku maka anak pun akan mengikuti
BalasHapusmupeng banget liat rak buku yang penuh dengan buku
BalasHapuskeren banget
semoga bisa niru mba icha :D
Kalo di jaman sekarang mengajarkan anak agar suka membaca memang membituhkan perjuangan lebih yah, soalnya ada yang lebih menarik dari membaca buku. Kalo di jaman saya dulu, karena gak ada hiburan lain, jadi membaca tu amat menyennagkan, sayangnya buku bacaan sangat terbatas.
BalasHapusBetul sekali kak ida, aku punya keponakan yang lumayan susah diajak baca buku nih
HapusSeneng banget liat dedeknya duduk anteng gitu sambil baca buku. Quality time bareng keluarga yang paling nyenengin buatku. Sambil baca buku
BalasHapusDibiasakan membaca dan menyenangi buku sejak dini itu penting sekali buat pertumbuhan berpikir dan wawasan si kecil ya mbak tapi sekarang buku bacaan berubah platform jadi media digital nih ..jadi ga banyak koleksi buku anaknya..
BalasHapusOk..caranya mengenalkan buku melalui membaca dongeng sepertinya menarik dan patut ditiru nich kak.. TFS ya
BalasHapus