Anand Kumar adalah sosok
matematikawan yang cerdas, namun ia harus hidup dalam kemiskinan. Meski begitu, kemiskinan tak membuatnya putus asa.
Kecintaannya pada ilmu dan matematika membawanya naik kereta selama 6 jam hanya
untuk pergi ke perpustakaan dan membaca jurnal. Akan tetapi, ia justru diusir
karena dianggap tak layak membaca jurnal itu.
Poster Film Super 30 |
Hingga kemudian Anand Kumar kemudian
mendapat informasi jika ia bisa mendapatkan kiriman jurnal gratis jika satu
artikel yang dikirimkannya dimuat di jurnal tersebut. Dengan semangat yang kuat, Anand Kumar menulis jurnal dan mengirimkannya. Awalnya, Anand Kumar hanya berharap mendapatkan kiriman jurnal gratis, namun, ternyata hasilnya lebih dari itu,
artikel Anand Kumar yang berisikan permasalahan matematika yang belum pernah
dipecahkan, ternyata berhasil diselesaikan oleh Anand Kumar.
Anand Kumar pun mendapatkan undangan
kuliah gratis di Cambridge. Namun, karena terkendala biaya Anand Kumar harus
menyimpan impiannya tersebut. Kemalangan tak berhenti sampai di situ, ayahnya yang
bekerja sebagai pegawai rendahan di kotanya meninggal karena sakit. Kematian
ayahnya ini menjadi pukulan besar bagi Anand Kumar, bukan hanya karena tak ada
lagi tulang punggung keluarga, tapi juga karena ayahnya adalah sosok yang selalu
mendukungnya untuk belajar dan bisa mengubah nasibnya.
Anand Kumar akhirnya harus
bekerja untuk keluarganya, ia menjual Pappad (cemilan kerupuk khas India),
hingga kemudian ia bertemu dengan Lallan Singh, seorang pemilik Bimbingan
Belajar terkemuka. Lallan Singh mengajak Anand Kumar menjadi salah satu guru. Lallan Singh
‘menjual’ nama Anand Kumar, hingga banyak yang tertarik dan berani membayar mahal untuk masuk ke Bimbingan Belajar milik Lallan Singh.
Setelah bekerja sebagai guru di Bimbingan Belajar milik Lallan Singh, kehidupan Anand Kumar berangsur
membaik, namun ia terseret pada arus hedonisme, hingga kemudian ia tersadar
bahwa apa yang dilakukannya tak sesuai dengan nuraninya.
Ia pun memutuskan untuk berhenti dan membuka Bimbingan Belajar Gratis untuk 30 anak-anak miskin di sebuah gubuk yang lusuh dan reot, Anand Kumar berusaha membantu mereka untuk bisa lulus masuk ke IIT, Indian Institute of Technology, sebuah intitut teknik paling terkemuka di India. Kisah selanjutnya dalam film ini pun menceritakan berbagai tantangan dan perjuangan Anand Kumar dan 30 muridnya untuk mencapai apa yang diimpikan.
Ia pun memutuskan untuk berhenti dan membuka Bimbingan Belajar Gratis untuk 30 anak-anak miskin di sebuah gubuk yang lusuh dan reot, Anand Kumar berusaha membantu mereka untuk bisa lulus masuk ke IIT, Indian Institute of Technology, sebuah intitut teknik paling terkemuka di India. Kisah selanjutnya dalam film ini pun menceritakan berbagai tantangan dan perjuangan Anand Kumar dan 30 muridnya untuk mencapai apa yang diimpikan.
Ketimpangan
Sosial dalam Pendidikan
Salah satu yang disorot dalam
film ini adalah adanya ketimpangan sosial yang begitu jelas antara yang kaya dan
yang miskin, dimana pandangan umum masyarakat adalah yang berhak menjadi raja
hanyalah anak raja.
Anand Kumar Mengajar di Gubuk Reot dan Lusuh |
Sehingga hanya orang-orang kaya
yang bisa menikmati pendidikan yang bagus, inilah yang berusaha diubah oleh
Anand Kumar. Bahkan, di film ini juga diperlihatkan dengan jelas bagaimana
perbedaan antara murid-murid Anand Kumar yang miskin dan murid-murid Bimbingan Belajar yang kaya.
Murid-murid Anand Kumar menjadi
minder, bahkan ada yang akhirnya pergi karena merasa terintimidasi dengan
jauhnya jarak kelas sosial antara mereka. Rasa minder itu menggerus kemampuan mereka, dan membuat mereka tak mampu berkonsentrasi ketika mengerjakan soal.
Komersialisasi
Pendidikan
Selain ketimpangan sosial yang
begitu nyata, permasalahan lain yang diangkat dalam film ini adalah pendidikan
yang dikomersilkan. Bahkan, Menteri Pendidikan pun menjadi sosok penting di
balik komersialisasi pendidikan di film ini.
Bagaimana Bimbingan Belajar
milik Lallan Singh yang dilindungi oleh Menteri Pendidikan menangguk untung
besar saat Anand Kumar menjadi salah satu guru. Lallan Singh berusaha mengeruk uang
sebanyak mungkin dari para orangtua murid yang ingin anak-anaknya masuk ke IIT.
Anand Kumar dan Murid-muridnya |
Sedangkan di sisi lain, ada
banyak anak-anak miskin yang memiliki potensi besar namun terhalang biaya untuk
mendapatkan akses belajar yang baik. Inilah yang menjadi alasan Anand Kumar
untuk membuka kelas Super 30.
Aksi
Heroik dan Narasi Kisah yang Janggal
Sama dengan di film, aksi Anand
Kumar di dunia nyata mendapatkan banyak tentangan dan intimidasi, bahkan
setahun sebelum film ini dirilis, Anand Kumar masih mendapatkan ancaman dan
intimidasi dari berbagai pihak.
Aksi heroik dalam film ini
memang menjadi salah satu bumbu yang menarik, meskipun aksi heroik yang
dilakukan para murid Super 30 berkaitan dengan keilmuan yang mereka dapatkan,
akan tetapi terasa janggal ketika tiba-tiba mereka mendapatkan momen melawan
preman dan bisa membuktikan keilmuan mereka. Yah, tapi karena ini film, aksi
yang terkesan mengada-ada pun bisa dimaafkan, karena memang tidak semua hal di
film ini adalah bagian dari kisah nyata, hanya sekitar 90% nya saja.
Selain itu, narasi kisah dalam
film ini juga terasa janggal. Di awal film, terlihat bahwa yang mengisahkan
Super 30 adalah Fugga, salah satu murid pertama Anand Kumar. Kisah mengambil
alur mundur cerita kehidupan Anand Kumar sejak ia mendapatkan medali
penghargaan dari Menteri Pendidikan. Hal ini terasa janggal, karena dari
seorang Fugga bisa mengambil alur cerita yang detail dari sosok Anand Kumar,
termasuk soal kisah cintanya.
Terlepas dari kekurangan film
ini, film ini sangat layak untuk ditonton oleh para orangtua, para pendidik,
juga para murid yang memiliki impian untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Secara keseluruhan saya
memberikan nilai bintang 4/5 untuk film ini, karena berhasil menampilkan kisah biografi
yang menginspirasi dan dapat menggugah penontonnya, khususnya dalam hal
pentingnya pendidikan dalam kehidupan. (*)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusApapun jenis filmya. Pasti terhanyut dengan nyanyi dan goyangan india nya. Hehee
BalasHapusEh ya ampun, aku belum nonton. Tapi, sedih banget cuma mau baca jurnal sampe dilarang. Terus terus.. Kece banget dong yaa cowo rajin baca jurnal. Ahh pengen nonton
BalasHapusSepertinya ini sangat menarik dan bikin penasaran untuk saya yang tertarik dengan dunia pendidikan.
BalasHapusKetimpangan pendidikan ini terjadi dimana-mana ya
BalasHapusTermasuk di Indonesia
Semoga makin banyak hadir pahlawan-pahlwan seperti Anand Kumar
Agar generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak
Sepertinya menginspirasi banget. Selama ini males nonton film India karena yang dikenal hanya film yang banyak nyanyi-nyanyiannya. Ternyata aja juga film inspiratif. Boleh nih masukin ke list film selama WFH. Makasih Mbak
BalasHapusDiskriminasi dan ketimpangan sosial pada pendidikan masih saja terjadi. Tidak hanya di film, dalam kehidupan nyata pun masih sering kita jumpai
BalasHapusSaat remaja dulu saya tergila-gila dengan film India, tapi setelah lulus kuliah sudah tidak begitu suka karena sudah sadar dg kejanggalan yang ada di ceritanya. Salah satu keunggulan dari film India adalah kritik sosial yang berani dan terus terang, film Indonesia tak pernah ada yg menyamainya
BalasHapusWaaaaah bagus banget ini ide ceritanya. Duh, yg main si ganteng Hrithik Roshan pulak. Saya fans banget sama dia pas pertama main di Kahona Pyar Hai. Kakakaka. Biasanya film-film kayak gini Aamir Khan bintangnya yaaaa. Tapi ya gak papa lah sama si Babang Hrithik, cocok juga kok.
BalasHapusAku jarang nonton film India, tp kalau kisah2 nyata gini suka, macam hotel Mumbai, keren sih kl film India ini, jago buat dramatic hehe
BalasHapusYa ampun, di kehidupan nyata, aq udah mau termuntah2 karena baca jurnal. Dan mesti dipaksa2 buat masukin artikel ke jurnal. Harus bersyukur nggak kayak tokoh di film ini.
BalasHapusKeren banget nih, sangat inspiratif. Salut dengan perjuangan Anand Kumar. Baca reviewnya jadi penasaran dengan filmnya.. ..
BalasHapusTidak di India tidak pula di Indonesia dan bahkan negara-negara berkembang pasti mengalami yang namanya ketimpangan sosial. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hal ini harus dibenahi agar tidak ada lagi ketimpangan tersebut.
BalasHapuswah diambil dari kisah nyata ya, keren deh penulisnya mampu menyampaikan kritik sosial, walau ada bumbu kejanggalan dalam ceritanya. Namanya juga film, ada yang mesti dilebih-lebihkan demi menarik minat penonton lebih besar lagi
BalasHapusaku paling suka film india ttg pendidikan deh, mulai dari 3 idiots. so relate sm kehidupan sekarang. terbayang anand di dinia nyata ya,
BalasHapusFilm 3 idiots itu memang benar-benar nampol ya Mbak, apalagi saya S1 dulu di jurusan teknik, tepatnya teknik mesin
HapusKetimpangan sosial dalam pendidikan ini diperparah dengan adanya kasta-kasta di India ya kan kak..
BalasHapusJadinya terasa banget jarak pemisahnya. Beberapa film India bertema pendidikan emang menarik banget.
Beberapa film india saya simak.. ada tari tarian dan nyanyinya...kok yg ini kayaknya serius filmnya ya...
BalasHapusWah keren nih filmnya. Jarang-jarang ya film India yang mengangkat tema ketimpangan pendidikan seperti ini. Wajib nonton nih Padahal sudah bertahun-tahun lalu nggak pernah nonton lagi film India
BalasHapusAda beberapa film India tentang pendidikan kak. Si Amir Khan aja dulu pernah buat, ada three idiots sama tentang anak diseleksia. Trus yang baru-baru ini ada juga aku lupa judulnya.. pemainnya Juhi Chawla.
HapusHaha kok jadi hafal gini ..
Wah, membaca review ini saya jadi tertarik untuk menonton filmnya Mbak, cocok banget nih untuk menambah referensi saya dalam kepenulisan
BalasHapusindia juga gak beda jauh sama di sini, ya. ketimpangan sosial kan juga masih banget di sini tuh. bikin gemas. ceritanya bagus nih, jadi pengen nonton. makasih sharingnya.
BalasHapusDi India ini sering seperti itu yah,sekali kaya yah kaya banget tapi sekali susah ya sangat susah gitu. Kebanyakan mereka memang sekolah IT yah disana. Film ini memang menarik banget apalagi saya sebagai pendidik merasa dapat pelajaran juga dari film super 30 ini.
BalasHapuspendidikan di India memang terkenal begitu ya. setahu saya sih. tapi sosok pahlawan seperti Anand Kumal ini perlu banget maju untuk buktikan bahwa India juga bisa maju. keren kayaknya nih film
BalasHapusBagus sekali ini filmnya. Sedih banget ya kalau pendidikan belum merata. Film ini sangat mengisnpirasi. Aku jadi mau nntn langsung 😊
BalasHapusFilm bagus nih, saya blm pernah nonton. Tapi setelah baca ulasannya jadi tertarik. Bagus krn berhubungan dgn dunia pendidikan
BalasHapusTentang pendidikan di India, memang timpang mba. Aku pernah 2x punya teman sekamar orang India. Mereka cerita, kalau yang bisa dapat akses beasiswa ya bisa sampai S3 dan buanyak jumlahnya. Tetapi yang nggak sekolah, juga banyaakk banget.
BalasHapusMba Icha,, tfs ya, saya jd dpt referensi nih film India yg bs ditonton. Setelah film Taare Zaamen Par dan 3 Idiots, sy belum nemu film yg edukatif
BalasHapusSaya baru tahu film ini, duuuh wajib nonton kayaknya. Dari reviewnya bagus banget. Makasih ya mbaaak, masuk list weekend ini 😁😁😁
BalasHapusYaa Allah kayak aoa sesihnya itu, dibelain naik kereta 6 jam tu jauh banget lho. Dah kayak mudik lebaran itu kan lamanya. Eh sampek tempat diusir pulak.
BalasHapusPengen nonton, tapi lagi banyak PR ngelunasin bewe. Hehe.
Makasih infonya Kak.
Lama ga nonton film india, setelah baca ini jadi penasaran sama filmnya
BalasHapusApalagi setelah tau kualitas beberapa film india yang juga membahas pendidikan
Reviewnya keren
Ternyata film ini di ambil dari kisah nyata di negara india, aku harus nonton bagai mana filmnya, semoga bisa memotivasi aku juga
BalasHapusBeHangat.Com
Saya sangat jarang nonton film India. Film India yang saya tonton hanya Mahabarata hehehe..Namun, beberapa teman saya ada yang sangat menyukai film India. Dari mereka saya tahu film India tidak hanya berisi tari dan nyanyi, tetapi juga kritik sosial, seperti film Anand Kumar ini ya..
BalasHapusAku sudah pernah nonton film ini, bagus alur ceritanya... Dunia pendidikan di India itu masih rendah di beberapa daerah dan mereka berani membuat film seperti ini ya, salut
BalasHapusMungkin karena bergenre aksi, jadi film ini berusaha memasukkan adegan tersebut tapi sepertinya terkesan dipaksakan ya. Terlepas dari kekurangannya, film mengenai pendidikan ini memang harus ditonton terutama oleh para orangtua dan juga pemerintah di bidang pendidikan, komersialisasi pendidikan di saat sekarang ini menurutku sudah terlampau jauh dan mungkin Indonesia tidak jauh beda dengan India
BalasHapusWahh, kisah yang sangat menarik, yaa. Semoga kita bisa mencontoh semangat berbaginya untuk dunia pendidikan. Saya pribadi beberapa kali membuka les gratis untuk anak-anak di daerah tempat suami bertugas. Maklum mereka tinggal di pelosok yang buku aja masih terbatas.
BalasHapus