SUPER 30: Kisah Nyata Anand Kumar, Pejuang Pendidikan dari India

Rabu, April 08, 2020

Bagi para penggemar Bollywood, film Super 30 tentunya sudah tak asing lagi. Film yang rilis pada Juli 2019 ini diperankan oleh Hrithik Roshan yang tampil apik sebagai Anand Kumar, seorang Matematikawan dan pejuang pendidikan dari Patna, Bihar, India. 

Anand Kumar adalah sosok matematikawan yang cerdas, namun ia harus hidup dalam kemiskinan. Meski begitu, kemiskinan tak membuatnya putus asa. Kecintaannya pada ilmu dan matematika membawanya naik kereta selama 6 jam hanya untuk pergi ke perpustakaan dan membaca jurnal. Akan tetapi, ia justru diusir karena dianggap tak layak membaca jurnal itu. 

Poster Film Super 30
Hingga kemudian Anand Kumar kemudian mendapat informasi jika ia bisa mendapatkan kiriman jurnal gratis jika satu artikel yang dikirimkannya dimuat di jurnal tersebut. Dengan semangat yang kuat, Anand Kumar menulis jurnal dan mengirimkannya. Awalnya, Anand Kumar hanya berharap mendapatkan kiriman jurnal gratis, namun, ternyata hasilnya lebih dari itu, artikel Anand Kumar yang berisikan permasalahan matematika yang belum pernah dipecahkan, ternyata berhasil diselesaikan oleh Anand Kumar.

Anand Kumar pun mendapatkan undangan kuliah gratis di Cambridge. Namun, karena terkendala biaya Anand Kumar harus menyimpan impiannya tersebut. Kemalangan tak berhenti sampai di situ, ayahnya yang bekerja sebagai pegawai rendahan di kotanya meninggal karena sakit. Kematian ayahnya ini menjadi pukulan besar bagi Anand Kumar, bukan hanya karena tak ada lagi tulang punggung keluarga, tapi juga karena ayahnya adalah sosok yang selalu mendukungnya untuk belajar dan bisa mengubah nasibnya.  

Anand Kumar akhirnya harus bekerja untuk keluarganya, ia menjual Pappad (cemilan kerupuk khas India), hingga kemudian ia bertemu dengan Lallan Singh, seorang pemilik Bimbingan Belajar terkemuka. Lallan Singh mengajak Anand Kumar menjadi salah satu guru. Lallan Singh ‘menjual’ nama Anand Kumar, hingga banyak yang tertarik dan berani membayar mahal untuk masuk ke Bimbingan Belajar milik Lallan Singh.

Setelah bekerja sebagai guru di Bimbingan Belajar milik Lallan Singh, kehidupan Anand Kumar berangsur membaik, namun ia terseret pada arus hedonisme, hingga kemudian ia tersadar bahwa apa yang dilakukannya tak sesuai dengan nuraninya. 

Ia pun memutuskan untuk berhenti dan membuka Bimbingan Belajar Gratis untuk 30 anak-anak miskin di sebuah gubuk yang lusuh dan reot, Anand Kumar berusaha membantu mereka untuk bisa lulus masuk ke IIT, Indian Institute of Technology, sebuah intitut teknik paling terkemuka di India. Kisah selanjutnya dalam film ini pun menceritakan berbagai tantangan dan perjuangan Anand Kumar dan 30 muridnya untuk mencapai apa yang diimpikan.

Ketimpangan Sosial dalam Pendidikan
Salah satu yang disorot dalam film ini adalah adanya ketimpangan sosial yang begitu jelas antara yang kaya dan yang miskin, dimana pandangan umum masyarakat adalah yang berhak menjadi raja hanyalah anak raja.

Anand Kumar Mengajar di Gubuk Reot dan Lusuh

Sehingga hanya orang-orang kaya yang bisa menikmati pendidikan yang bagus, inilah yang berusaha diubah oleh Anand Kumar. Bahkan, di film ini juga diperlihatkan dengan jelas bagaimana perbedaan antara murid-murid Anand Kumar yang miskin dan murid-murid Bimbingan Belajar yang kaya.

Murid-murid Anand Kumar menjadi minder, bahkan ada yang akhirnya pergi karena merasa terintimidasi dengan jauhnya jarak kelas sosial antara mereka. Rasa minder itu menggerus kemampuan mereka, dan membuat mereka tak mampu berkonsentrasi ketika mengerjakan soal.

Komersialisasi Pendidikan
Selain ketimpangan sosial yang begitu nyata, permasalahan lain yang diangkat dalam film ini adalah pendidikan yang dikomersilkan. Bahkan, Menteri Pendidikan pun menjadi sosok penting di balik komersialisasi pendidikan di film ini.

Bagaimana Bimbingan Belajar milik Lallan Singh yang dilindungi oleh Menteri Pendidikan menangguk untung besar saat Anand Kumar menjadi salah satu guru. Lallan Singh berusaha mengeruk uang sebanyak mungkin dari para orangtua murid yang ingin anak-anaknya masuk ke IIT.

Anand Kumar dan Murid-muridnya
Sedangkan di sisi lain, ada banyak anak-anak miskin yang memiliki potensi besar namun terhalang biaya untuk mendapatkan akses belajar yang baik. Inilah yang menjadi alasan Anand Kumar untuk membuka kelas Super 30.

Aksi Heroik dan Narasi Kisah yang Janggal
Sama dengan di film, aksi Anand Kumar di dunia nyata mendapatkan banyak tentangan dan intimidasi, bahkan setahun sebelum film ini dirilis, Anand Kumar masih mendapatkan ancaman dan intimidasi dari berbagai pihak.

Aksi heroik dalam film ini memang menjadi salah satu bumbu yang menarik, meskipun aksi heroik yang dilakukan para murid Super 30 berkaitan dengan keilmuan yang mereka dapatkan, akan tetapi terasa janggal ketika tiba-tiba mereka mendapatkan momen melawan preman dan bisa membuktikan keilmuan mereka. Yah, tapi karena ini film, aksi yang terkesan mengada-ada pun bisa dimaafkan, karena memang tidak semua hal di film ini adalah bagian dari kisah nyata, hanya sekitar 90% nya saja.

Selain itu, narasi kisah dalam film ini juga terasa janggal. Di awal film, terlihat bahwa yang mengisahkan Super 30 adalah Fugga, salah satu murid pertama Anand Kumar. Kisah mengambil alur mundur cerita kehidupan Anand Kumar sejak ia mendapatkan medali penghargaan dari Menteri Pendidikan. Hal ini terasa janggal, karena dari seorang Fugga bisa mengambil alur cerita yang detail dari sosok Anand Kumar, termasuk soal kisah cintanya.

Terlepas dari kekurangan film ini, film ini sangat layak untuk ditonton oleh para orangtua, para pendidik, juga para murid yang memiliki impian untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Secara keseluruhan saya memberikan nilai bintang 4/5 untuk film ini, karena berhasil menampilkan kisah biografi yang menginspirasi dan dapat menggugah penontonnya, khususnya dalam hal pentingnya pendidikan dalam kehidupan. (*)

36 komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Apapun jenis filmya. Pasti terhanyut dengan nyanyi dan goyangan india nya. Hehee

    BalasHapus
  3. Eh ya ampun, aku belum nonton. Tapi, sedih banget cuma mau baca jurnal sampe dilarang. Terus terus.. Kece banget dong yaa cowo rajin baca jurnal. Ahh pengen nonton

    BalasHapus
  4. Sepertinya ini sangat menarik dan bikin penasaran untuk saya yang tertarik dengan dunia pendidikan.

    BalasHapus
  5. Ketimpangan pendidikan ini terjadi dimana-mana ya
    Termasuk di Indonesia
    Semoga makin banyak hadir pahlawan-pahlwan seperti Anand Kumar
    Agar generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak

    BalasHapus
  6. Sepertinya menginspirasi banget. Selama ini males nonton film India karena yang dikenal hanya film yang banyak nyanyi-nyanyiannya. Ternyata aja juga film inspiratif. Boleh nih masukin ke list film selama WFH. Makasih Mbak

    BalasHapus
  7. Diskriminasi dan ketimpangan sosial pada pendidikan masih saja terjadi. Tidak hanya di film, dalam kehidupan nyata pun masih sering kita jumpai

    BalasHapus
  8. Saat remaja dulu saya tergila-gila dengan film India, tapi setelah lulus kuliah sudah tidak begitu suka karena sudah sadar dg kejanggalan yang ada di ceritanya. Salah satu keunggulan dari film India adalah kritik sosial yang berani dan terus terang, film Indonesia tak pernah ada yg menyamainya

    BalasHapus
  9. Waaaaah bagus banget ini ide ceritanya. Duh, yg main si ganteng Hrithik Roshan pulak. Saya fans banget sama dia pas pertama main di Kahona Pyar Hai. Kakakaka. Biasanya film-film kayak gini Aamir Khan bintangnya yaaaa. Tapi ya gak papa lah sama si Babang Hrithik, cocok juga kok.

    BalasHapus
  10. Aku jarang nonton film India, tp kalau kisah2 nyata gini suka, macam hotel Mumbai, keren sih kl film India ini, jago buat dramatic hehe

    BalasHapus
  11. Ya ampun, di kehidupan nyata, aq udah mau termuntah2 karena baca jurnal. Dan mesti dipaksa2 buat masukin artikel ke jurnal. Harus bersyukur nggak kayak tokoh di film ini.

    BalasHapus
  12. Keren banget nih, sangat inspiratif. Salut dengan perjuangan Anand Kumar. Baca reviewnya jadi penasaran dengan filmnya.. ..

    BalasHapus
  13. Tidak di India tidak pula di Indonesia dan bahkan negara-negara berkembang pasti mengalami yang namanya ketimpangan sosial. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hal ini harus dibenahi agar tidak ada lagi ketimpangan tersebut.

    BalasHapus
  14. wah diambil dari kisah nyata ya, keren deh penulisnya mampu menyampaikan kritik sosial, walau ada bumbu kejanggalan dalam ceritanya. Namanya juga film, ada yang mesti dilebih-lebihkan demi menarik minat penonton lebih besar lagi

    BalasHapus
  15. aku paling suka film india ttg pendidikan deh, mulai dari 3 idiots. so relate sm kehidupan sekarang. terbayang anand di dinia nyata ya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Film 3 idiots itu memang benar-benar nampol ya Mbak, apalagi saya S1 dulu di jurusan teknik, tepatnya teknik mesin

      Hapus
  16. Ketimpangan sosial dalam pendidikan ini diperparah dengan adanya kasta-kasta di India ya kan kak..
    Jadinya terasa banget jarak pemisahnya. Beberapa film India bertema pendidikan emang menarik banget.

    BalasHapus
  17. Beberapa film india saya simak.. ada tari tarian dan nyanyinya...kok yg ini kayaknya serius filmnya ya...

    BalasHapus
  18. Wah keren nih filmnya. Jarang-jarang ya film India yang mengangkat tema ketimpangan pendidikan seperti ini. Wajib nonton nih Padahal sudah bertahun-tahun lalu nggak pernah nonton lagi film India

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa film India tentang pendidikan kak. Si Amir Khan aja dulu pernah buat, ada three idiots sama tentang anak diseleksia. Trus yang baru-baru ini ada juga aku lupa judulnya.. pemainnya Juhi Chawla.
      Haha kok jadi hafal gini ..

      Hapus
  19. Wah, membaca review ini saya jadi tertarik untuk menonton filmnya Mbak, cocok banget nih untuk menambah referensi saya dalam kepenulisan

    BalasHapus
  20. india juga gak beda jauh sama di sini, ya. ketimpangan sosial kan juga masih banget di sini tuh. bikin gemas. ceritanya bagus nih, jadi pengen nonton. makasih sharingnya.

    BalasHapus
  21. Di India ini sering seperti itu yah,sekali kaya yah kaya banget tapi sekali susah ya sangat susah gitu. Kebanyakan mereka memang sekolah IT yah disana. Film ini memang menarik banget apalagi saya sebagai pendidik merasa dapat pelajaran juga dari film super 30 ini.

    BalasHapus
  22. pendidikan di India memang terkenal begitu ya. setahu saya sih. tapi sosok pahlawan seperti Anand Kumal ini perlu banget maju untuk buktikan bahwa India juga bisa maju. keren kayaknya nih film

    BalasHapus
  23. Bagus sekali ini filmnya. Sedih banget ya kalau pendidikan belum merata. Film ini sangat mengisnpirasi. Aku jadi mau nntn langsung 😊

    BalasHapus
  24. Film bagus nih, saya blm pernah nonton. Tapi setelah baca ulasannya jadi tertarik. Bagus krn berhubungan dgn dunia pendidikan

    BalasHapus
  25. Tentang pendidikan di India, memang timpang mba. Aku pernah 2x punya teman sekamar orang India. Mereka cerita, kalau yang bisa dapat akses beasiswa ya bisa sampai S3 dan buanyak jumlahnya. Tetapi yang nggak sekolah, juga banyaakk banget.

    BalasHapus
  26. Mba Icha,, tfs ya, saya jd dpt referensi nih film India yg bs ditonton. Setelah film Taare Zaamen Par dan 3 Idiots, sy belum nemu film yg edukatif

    BalasHapus
  27. Saya baru tahu film ini, duuuh wajib nonton kayaknya. Dari reviewnya bagus banget. Makasih ya mbaaak, masuk list weekend ini 😁😁😁

    BalasHapus
  28. Yaa Allah kayak aoa sesihnya itu, dibelain naik kereta 6 jam tu jauh banget lho. Dah kayak mudik lebaran itu kan lamanya. Eh sampek tempat diusir pulak.

    Pengen nonton, tapi lagi banyak PR ngelunasin bewe. Hehe.

    Makasih infonya Kak.

    BalasHapus
  29. Lama ga nonton film india, setelah baca ini jadi penasaran sama filmnya
    Apalagi setelah tau kualitas beberapa film india yang juga membahas pendidikan
    Reviewnya keren

    BalasHapus
  30. Ternyata film ini di ambil dari kisah nyata di negara india, aku harus nonton bagai mana filmnya, semoga bisa memotivasi aku juga
    BeHangat.Com

    BalasHapus
  31. Saya sangat jarang nonton film India. Film India yang saya tonton hanya Mahabarata hehehe..Namun, beberapa teman saya ada yang sangat menyukai film India. Dari mereka saya tahu film India tidak hanya berisi tari dan nyanyi, tetapi juga kritik sosial, seperti film Anand Kumar ini ya..

    BalasHapus
  32. Aku sudah pernah nonton film ini, bagus alur ceritanya... Dunia pendidikan di India itu masih rendah di beberapa daerah dan mereka berani membuat film seperti ini ya, salut

    BalasHapus
  33. Mungkin karena bergenre aksi, jadi film ini berusaha memasukkan adegan tersebut tapi sepertinya terkesan dipaksakan ya. Terlepas dari kekurangannya, film mengenai pendidikan ini memang harus ditonton terutama oleh para orangtua dan juga pemerintah di bidang pendidikan, komersialisasi pendidikan di saat sekarang ini menurutku sudah terlampau jauh dan mungkin Indonesia tidak jauh beda dengan India

    BalasHapus
  34. Wahh, kisah yang sangat menarik, yaa. Semoga kita bisa mencontoh semangat berbaginya untuk dunia pendidikan. Saya pribadi beberapa kali membuka les gratis untuk anak-anak di daerah tempat suami bertugas. Maklum mereka tinggal di pelosok yang buku aja masih terbatas.

    BalasHapus