Awalnya saya nggak terlalu minat
buat nonton drakor Sky Castle. Alasannya sih receh, cover dramanya isinya
ahjussi sama ahjuma semua, hehehe. Trus akhirnya nonton karena bingung mau nonton
drama apa, episode pertama agak bosenin menurut saya. Ini ngapain sih om-om
sama tante-tante kaya raya ngeributin les bimbel anak-anaknya? (secara diriku
gak pernah ikut bimbel dan masih hidup bahagia sampai sekarang), menariknya
apa, sih? Gitu sih kegrundelan saya sepanjang episode 1. Mungkin kegrundelan
saya ini sama dengan warga Korea yang jadi penonton drama ini di episode 1,
makanya cuma dapat 1,7% aja ratingnya.
Tapi, mulai akhir
episode 1, jeng-jeng, konflik mulai memanas, dan wow, nonton episode demi
episode, kumulai paham kenapa Sky Castle ini bisa sampe dapat rating 23,8%
ngalahin Goblin.
Sky Castle ini
bercerita tentang 5 keluarga yang tinggal (dan pernah tinggal) di kawasan elite
bernama Sky Castle.
Konflik mulai memanas di akhir episode 1, saat Park Young Jae, anak salah satu keluarga yang tinggal di Sky Castle, lulus suneung (semacam SNMPTN gitu) dan berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran, Seoul National University, ia tiba-tiba pergi dari rumah dan tak berselang lama, ibunya bunuh diri menggunakan senapan. Keluarga mereka terpukul, Park Young Jae datang menangis di makam ibunya kemudian kabur lagi, sedangkan ayahnya mengundurkan diri dari rumah sakit tempat ia bekerja dan pindah dari Sky Castle.
Konflik mulai memanas di akhir episode 1, saat Park Young Jae, anak salah satu keluarga yang tinggal di Sky Castle, lulus suneung (semacam SNMPTN gitu) dan berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran, Seoul National University, ia tiba-tiba pergi dari rumah dan tak berselang lama, ibunya bunuh diri menggunakan senapan. Keluarga mereka terpukul, Park Young Jae datang menangis di makam ibunya kemudian kabur lagi, sedangkan ayahnya mengundurkan diri dari rumah sakit tempat ia bekerja dan pindah dari Sky Castle.
Dari 5 keluarga ini
(termasuk keluarga Park Young Jae), 4 diantaranya adalah keluarga dokter,
sedangkan 1 lagi adalah keluarga profesor yang menjadi dosen di sebuah
universitas. Untuk lebih detailnya, berikut ini penjabaran dari 5 keluarga
tersebut:
Keluarga
Kang Joon Sang dan Hang Suh Jin
Kang Joon Sang lahir
dari keluarga dokter, sedangkan Hang Suh Jin ngakunya dari keluarga bankir
(untuk latar belakangnya, saya gak mau spoiler). Mereka punya 2 anak, yaitu
Kang Ye Suh yang pintar tapi ambisius, egois, dan gak punya temen. Kemudian
adiknya, Kang Ye Bin yang cenderung malas belajar, gak mau terikat aturan, dan
ingin bebas. Nenek Ye Suh dan Ye Bin (Ibu dari Kang Joon Sang) sejak dulu ingin agar Kang Ye Suh juga
jadi dokter, agar keturunan keluarganya selama 3 generasi jadi dokter semua.
Keluarga
Woo Yang Wo dan Jinjin
Woo Yang Wo berprofesi
sebagai dokter, temannya Kang Joon Sang di rumah sakit. Keluarga ini paling
lucu, punya anak bernama Woo So Han, teman sekelas Kang Yeh Bin. Prestasinya
juga gak bagus di sekolah, dan malas belajar.
Keluarga
Profesor Cha Min Hyuk dan Noh Seung Hye
Profesor Cha Min Hyuk
bekerja sebagai dosen, memiliki 3 anak, anak perempuannya Cha Se ri (kuliah di
Harvard, tapi bohong), kemudian 2 anak cowok kembar gak identik, Cha Suh Joon
dan Cha Ki Joon. Anak kembar keluarga ini sekelas dengan Yeh Suh tapi mereka
gak berteman akrab.
Keluarga
Park Soo Chang dan Lee Myung Joo
Park Soo Chang memiliki
karir yang bagus sebagai direktur rumah sakit, anaknya Park Young Jae juga
lulus ujian dan masuk Fakultas Kedokteran Seoul University. Tapi semuanya
berubah ketika Lee Myung Joo bunuh diri, Park Young Jae kabur, dan Park Soo
Chang mengundurkan diri dan pindah dari Sky Castle. Semua orang bertanya-tanya,
apa yang terjadi.
Keluarga
Hwang Chi Young dan Lee Sue Lim
Keluarga adem ayem dan
paling bijak, keluarga mereka pindahan baru menggantikan keluarga Park Young
Jae tinggal di Sky Castle. Hwang Chi Young bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang
sama dengan Kang Joon Sang. Tapi bedanya Hwang Chi Young bukan lulusan
universitas ternama, namun kemampuannya lebih baik dari Kang Joon Sang.
Anak mereka, Hwang Woo
Joo (anak tiri Sue Lim), adalah peringkat dua di bawah Yeh Suh, keluarga Kang
Joon Sang kesal karena Hwang Woo Joo bisa dapat peringkat dua tanpa les bimbel.
FYI, penyebutan SKY
dalam SKY CASTLE sendiri, sebenarnya adalah singkatan dari 3 universitas
ternama di Korea Selatan yang banyak diincar, yaitu Seoul University, Korea University,
dan Yonsei University. Mungkin pemberian nama ini juga semacam sindiran untuk
realita pendidikan masyarakat Korea Selatan.
Saya gak bakal cerita
sinopsisnya dari awal sampai akhir di tulisan ini. Kalopun ada spoiler, ya
dikit-dikitlah. Di sini, posisi saya sebagai orangtua, ingin menuliskan kalo
ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari drama korea ini. Jadi, berikut ini
saya akan menjabarkan 5 pelajaran penting untuk orang tua dari drama korea Sky
Castle.
1.
1. Anak Bukan Objek Untuk Dipamerkan
Keluarga yang tinggal
di area Sky Castle ini memiliki kebiasaan untuk diskusi buku bersama, makan
atau minum teh bersama. Tapi jangan salah, kebersamaan ini bukan buat bersilaturrahim
biar makin banyak rezeki, tapi buat pamer prestasi anak-anaknya. Trus pernah
suatu ketika keluarga Kang Joon Sang mau ngadain makan malam mengundang
penghuni Sky Castle karena Ye Suh terpilih jadi ketua OSIS.
Gak cuma keluarga Kang
Joon Sang saja, Profesor Cha juga sering memamerkan keberhasilan anak
sulungnya, Se Ri yang berkuliah di Harvard meski ternyata belakangan ketahuan
bohong.
Sikap para orangtua ini
menjadi bom waktu terhadap mental anak-anaknya, menjadikan anak seolah-olah
anak benda mati dan tak memiliki perasaan. Hingga anak-anak mereka pun menjadi
pemberontak, dan pembohong. Seperti yang dilakukan Se Ri, ia berbohong
sedemikian rupa bahwa ia menjadi mahasiswa Harvard karena melihat tuntutan
orangtua akan pendidikan yang prestisius, karena Se Ri tahu, ia baru akan diakui
keberadaannya jika ia kuliah di universitas terkemuka.
Nenek Ye Suh memiliki
ambisi agar terdapat tiga generasi dokter di keluarganya. Maka dari itu, sejak
kecil Ye Suh digembleng untuk belajar, belajar, dan belajar. Begitu juga dengan
Profesor Cha yang berambisi menjadi presiden. Namun, karena cita-citanya tak
tercapai, ia menuntut Suh Joon dan Ki Joon untuk bisa mencapai puncak karir
sebagai presiden seperti yang dicita-citakan Profesor Cha.
Setiap saat, Profesor
Cha mendoktrin anak-anaknya tentang puncak piramida yang harus mereka raih.
Bahkan saking ambisiusnya Profesor Cha agar anak-anaknya mempunyai ambisi yang
sama untuk mencapai puncak piramida, ia sampai membeli piramida segede gaban.
Padahal, anak-anak
bebas menentukan cita-citanya ingin menjadi apa. Orangtua boleh mengarahkan,
tapi tidak memaksakan. Jangan sampai karena dulu orangtua gagal mencapai
cita-cita, akhirnya anaknya menjadi korban ambisi orangtuanya.
Ye Bin selalu merasa
tersisih karena ia tidak lebih pintar dari kakaknya, Ye Suh. Ye Bin selalu
merasa bahwa orangtuanya lebih mencintai kakaknya dibandingkan dirinya. Segala
pujian dan cinta pun semua tercurah ke kakaknya yang selalu juara umum. Karena ketidakadilan
itu, Ye Bin sampai kabur dari rumah, untungnya ketemu dengan Tante Sue Lim yang
baik hati.
Profesor Cha juga
selalu membandingkan Suh Joon dan Ki Joon, mereka diadu siapa yang lebih
pintar. Padahal mereka sendiri tidak suka dikompetisikan seperti itu, karena
mereka adalah saudara kembar yang saling menyayangi.
Sikap suka
membanding-bandingkan ini memang membuat hati anak terluka, dan mental mereka
menjadi down. Maka dari itu, jangan pernah membandingkan antar saudara kandung,
juga jangan pernah membandingkan dengan anak tetangga.
Dalam pandangan Woo So
Han, ibunya lebih mencintai koleksi pajangannya dibanding dirinya. Jin marah
besar karena Woo So Han memecahkan koleksi pajangannya. Woo So Han akhirnya
kabur.
Jin kehilangan dan mencarinya kemana-mana, dibantu Hwang Chi Young, si
tetangga baik hati, akhirnya Woo So Han ditemukan. Jin pun sadar, sejak
kejadian itu, ia lebih memperhatikan Woo So Han dan tidak terlalu memaksanya
untuk belajar.
Ye Bin yang merasa
stress karena belajar, akhirnya ia meluapkan stresnya dengan mencuri di
minimarket, namun saat Sue Lim memergokinya dan melaporkan itu ke pemilik
minimarket. Pemilik mengatakan jika Ye Bin sudah bayar. Usut punya usut, hal
ini dilakukan oleh ibu Ye Bin, Hang Suh Jin.
Diam-diam Hang Suh Jin tahu
perbuatan Ye Bin, tapi ia membiarkan perbuatan Ye Bin dan membayar semua barang
yang diambil Ye Bin. Suh Jin beralasan ini adalah pelampiasan Ye Bin agar tidak
stress.
Hadeuuuh, kan aneh ya, harusnya orangtua memberikan pembelajaran mana baik dan mana buruk pada anak, bukan malah membiarkan. Kalau memang tahu anak stres, harusnya cari solusi untuk mengikis atau meniadakan penyebab stress itu dengan cara bicara dari hati ke hati. Akhirnya si Ye Bn pun malah lebih nyaman bersama Sue Lim, tetangganya, bukan bersama ibunya, karena Sue Lim lebih mau mendengarkan segala keluh kesah Yeh Bin.
Hadeuuuh, kan aneh ya, harusnya orangtua memberikan pembelajaran mana baik dan mana buruk pada anak, bukan malah membiarkan. Kalau memang tahu anak stres, harusnya cari solusi untuk mengikis atau meniadakan penyebab stress itu dengan cara bicara dari hati ke hati. Akhirnya si Ye Bn pun malah lebih nyaman bersama Sue Lim, tetangganya, bukan bersama ibunya, karena Sue Lim lebih mau mendengarkan segala keluh kesah Yeh Bin.
Nah, itulah beberapa
pelajaran penting yang bisa didapatkan orang tua dari drama korea Sky Castle.
Sebenarnya masih banyak sih pembelajaran yang bisa diambil buat para orangtua,
tapi takutnya nanti malah kebanyakan spoiler. Silakan nonton sendiri, ya.
Dijamin gak nyesel deh. Saya kasih nilai drama ini 9/10.(*)
jadi ini kisah 5 keluarga, wah komplit dibawa dalam 1 drama. bakal banyak gambaran kehidupan dari sini. apalagi ada keluarga dokter yg kesannya ingin anaknya jg jd dokter dan ini banyak di realita
BalasHapusBener nich isunya..sebagai orangtua baru saya diingatkan... jangan membandingkan anak, bangun komunikasi, anak lebih berharga dari harta yg dimiliki,anak bukan objek utk dipamerkan dan jangan jadikan anak korban ambisi kita sebagai orang tua
BalasHapusSepertinya ceritanya keren. Bisa ngalahin rating Goblin ya wahh. Apalagi tentang keluarga, biasanya bikin baper film ginian.
BalasHapusBenar sekali kak, semua yg kakak tulis itu memang nyata dan ada di sekitar kita. Saya sendiri yg masih sebagai anak sering melihat atau bahkan merasakan sendiri hal" yg kakak tulis, apalagi saat dibandingkan dengan anak tetangga wahh pengen menjeritt sekeras-kerasnya
BalasHapusAku engga nonton drakor. Tapi 5 pelajaran penting bagi ortu itu ngena banget. Itu sih kayaknya pelajaran jadi ortu dari zaman ke zaman, engga ada matinya. Dari dulu kan gitu...Walaupun pas udah jadi ortu, pengen lebih baik dari ortu sendiri, engga banding-bandingin anak. Eh...teman yang banding-bandingin anaknya dng anak kita. Kaaan jadi panas juga...Haha...
BalasHapusWah. Sayang saya bukan penggemar drakor. Tak kasih aja ah ke istri. Kli aja dia suka
BalasHapusTapi pesannya bagus. Biar tak denger resumenya dr istri. Hihihi
HapusWah, mbak nonton drakor skalian mengambil pesan moralnya ya. Sky castle drakor keren tentang parenting education dong ya
BalasHapusTapi emang potret sosial korea anak2 selalu harus ikut ambisi orang tua ya mbak. Kata temenku yang orang Korea juga gitu. Kadang pressure datang bukan dari sekolah, tapi dari orang tua. Kasiaaaan..
BalasHapusDrama Korea Sky Castle ini agaknya lebih banyak ditonton ibu-ibu muda kali ya Mbak, ceritanya itu dunia dewasa, tak seperti cerita drakor pada umumnya yang banyak oppa-oppa nya. Dan produsen drakor ini kayaknya memanh mentarget keluarga sebagai segmen penontonnya
BalasHapusTernyata untuk menjadikan orang tua harus mengetahui dan bahkan anak itu kita jadikan sebagai teman agar saling memahami satu sama lain.. semoga tidak ada ortu lagi yg ingin membuat anaknya menjadi tekanan batin atau tersiksa batinnya
BalasHapusMenarik. Selain goblin aku gak ada drakor yg kuikuti sampai abis. Kayaknya ku mesti nonton ini deh.
BalasHapusMoralitas drakor Sky castle banyak juga ternyata. Saya kira cuma adegan drama yang menguras emosi aja. Soalnya di timeline facebook suka ngomongin drama ini juga. Duh, dasar mindset saya ini emang perlu diubah soal per-drakor-an.
BalasHapusWah keren juga ya filmnya, selain untuk menghibur juga ada pesan penting yang disampaikan untuk para orang tua.
BalasHapusSebenarnya kalau ga tahu spoilernya dan jalan cerita, saya malah ga akan nonton karena semua film pasti ada pesan baiknya. Itu sudah pasti ada. Mungkin karena saya selalu jadi tim spoiler, meski saya juga membatasi agar jangan sampai full semua. Hanya sampai menjelang klimaks saja.
BalasHapusWahhh lumayan keren nih konflik 5 keluarga sepertinya saya kudu nonton nih hihi
BalasHapusHuuaaa...akhirnya menemukan postingan tentang SkyCastle. Hahaha sebagai penggemar berat drama ini, berasa nonton kembali saat membacanya...
BalasHapusFilm bagus nih kayanya. Saya blm pernah menonton, padahal beberapa waktu lalu teman ada sih rekomendasiin film ini. Jadi pengen nonton deh
BalasHapusKisah 5 keluarga dengan 5 pelajaran yang bisa di petik dari kisahnya. Dan kasus kayak gini masih banyak lho di masyarakat, dimana orang tua ingin anaknya begini begitu, karena menuruti ambisi pribadinya, akhirnya anaknya yang jadi korban
BalasHapusAku penggemar drakor, tetapi sudah mulai mengurangi nonton dengan cara tidak sekali-kali iseng liat trailernya. Kebetulan Sky Castle ini adalah yang aku skiip.
BalasHapusMungkin nanti, ketika aku punya waktu luang, akan nonton ini... karena banyak teman yang cerita kalau drakor ini keren abis.
Sepertinya menarik ya nonton drama Korea. Belum pernah sih karena memang tidak terlalu tertarik. Tapi katanya umumnya skenarionya bagus dan kalau saya liat sih lebih santai
BalasHapusKalo luar negri, film disisipi misi-misi sosial ya. Wah kalo di Indonesia begitu kayaknya bagus
BalasHapusaku sempat untuk nonton film ini hingga 8 episode, lalu bored di pertengahan dan karena malas untuk download jadi ga dilanjutkan sampai skrg, padahal emang banyak banget pesan moralnya fil sky castle ini
BalasHapusaku nonton ini, dan ini salah satu drama terbaik menurutku..,
BalasHapusbkan drama romantis justru menarik
diperliahtkan gimana org tua yang terlalu mengekang dan menuntut anak terlalu tinggi justru akan jadi bom bunuh diri