Setelah
sukses dengan Stand Up Comedy Academy 1 di tahun 2015, Indosiar akhirnya kembali
menayangkan ajang pemilihan para komika berbakat di SUCA 2 yang mulai tayang
pada 25 Juli 2016 lalu.
Memang
tak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan SUCA 1 yang dimenangkan oleh Cemen, Epi
Sekuriti, dan Muzdalifah menjadi alasan
utama mengapa Indosiar kembali mengadakan ajang komedi bertajuk Stand Up Comedy
Academy 2 yang berakhir pada malam grandfinal 9 September 2016.
Seperti
halnya acara Stand Up Comedy Academy 1, acara Stand Comedy Academy 2 Tahun 2016
ini juga meninggalkan catatan-catatan yang berkesan, bukan hanya tentang komika
yang bertanding, akan tetapi juga tentang acara SUCA 2 secara keseluruhan. Dan
berikut ini adalah catatan serta kenangan istimewa yang tak boleh dilupakan
dari gelaran SUCA 2 Indosiar:
1. Kawah Candradimuka Para Komika
Para Kesatria Komika di SUCA 2 |
Keberanian
Indosiar untuk menayangkan Stand Up Comedy Academy dengan konsep stripping
setiap hari pada jam prime time memang patut diacungi jempol. Hal ini tentunya
butuh usaha dan kerja keras dari para crew dan pengisi acara untuk menyajikan
acara yang berkualitas setiap harinya.
Pengisi
acara di sini bukan hanya host, juri, serta mentor saja, akan tetapi termasuk
juga para komika sebagai peserta. Para komika memang tidak harus menata
panggung atau memandu acara, akan tetapi komika memiliki tugas penting sebagai
tokoh utama acara, yaitu mereka setiap hari harus menulis materi berkualitas dan
menghadirkannya ke hadapan juri, penonton di studio, serta pemirsa di rumah.
Tentunya
butuh kecerdasan tingkat tinggi agar para komika ini bisa menghasilkan punch
line-punch line yang bisa mengundang tawa, dan tentunya hal itu tidak mudah,
apalagi mereka harus tampil hampir setiap hari ketika peserta sudah mulai
mengerucut ke jumlah peserta yang lebih kecil.
Konsep
stripping ini bisa menjadi kawah candradimuka para komika yang mana akan menempa
mereka untuk menjadi komika handal. Sehingga hanya komika berkualitas dan
mumpuni lah yang mampu bertahan dalam kompetisi ini.
Apalagi
karir para komika ini tentunya tak akan berhenti begitu saja setelah SUCA
selesai, sehingga acara Stand Up Comedy Academy ini bisa menjadi tempat atau
wahana yang membantu para peserta untuk menjadi komika yang tak hanya lucu,
namun juga memiliki mental yang kuat menghadapi dunia stand up comedy yang
kompetitif.
2. Host yang Gaul dan Semprul
Berbeda
dengan SUCA 1 yang dipandu oleh host utama Andhika Pratama, Gilang Dirga, dan
Gading Marteen yang masih awam tentang dunia komika. Pada SUCA 2 kali ini, ada
sedikit perubahan dengan kehadiran Uus yang menjadi host utama bersama Andhika
dan Gading, sedangkan Gilang dan Rina Nose menjadi co-host.
Kehadiran
Uus ini memang menjadi magnet tambahan dalam acara ini, apalagi chemistry Uus
sudah terjalin erat dengan Andhika dan Gading dalam Trio Semprul. Ditambah
lagi, di sini Uus bukan hanya sebagai host yang sekaligus seorang komika,
sehingga ketika memandu acara seringkali melontarkan punch line khasnya yang
tentunya mengundang tawa.
Karena
ini merupakan gelaran SUCA yang kedua kalinya, tentunya para host lainnya
seperti Gading, Andhika, serta Gilang sudah cukup memahami tentang dunia
komika, sedangkan untuk Rina Nose sendiri, ia pun sudah sering melakukan open
mic sehingga dunia stand up bukan lagi hal baru baginya.
Para
host gaul yang sudah memahami dunia komika ini tentunya menjadi salah satu nilai
plus, karena dalam memandu acara, mereka tak hanya sekadar melempar guyonan
semata, namun mereka juga sudah mampu melemparkan punch line ala komika yang
membuat acara semakin meriah dengan tawa lewat aksi kesemprulan mereka.
3. Bukan Sekadar Mentor
Dari
formasi mentor tak ada perubahan dari SUCA 1, karena dalam SUCA 2 ini para
komika masih dimentori oleh Isman HS, Daned Gustama, Gilang Bhaskara, Mosidik,
Arief Didu.
Para
mentor ini tentunya telah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk
anak didiknya, dan yang paling saya soroti di sini adalah kedekatan antara
mentor dengan anak didiknya, bukan hanya sekadar mentor, tapi lebih kepada
sahabat dan keluarga.
Salah
satunya adalah ketika Arif Didu terharu dan meneteskan air mata bahagia ketika
melihat kemampuan Aci di salah satu penampilannya. Arif Didu mengatakan bahwa
ia merasa terharu dan bangga terhadap Aci yang mengalami peningkatan yang pesat.
Sikap Arif Didu ini menunjukkan bahwa menjadi mentor bukan hanya sekadar
memberikan pengarahan dan masukan dalam hal materi dan penampilan saja, tapi
juga harus bisa menjadi motivator, sahabat, serta keluarga yang mampu memahami
hati dan perasaan anak didiknya.
4. Hadiah dari Juri yang Memotivasi
Para Juri dan Mentor SUCA 2 |
Pada
SUCA 2 kali ini bisa dikatakan memiliki deretan juri yang unik dan menarik.
Selain Raditya Dika, Ernest, Ge Pamungkas, Pandji, Eko, Abdel, dan Babe Cabita
yang sudah menjadi juri di SUCA 1. Dalam gelaran SUCA 2 ini ada tambahan Jarwo
Kwat yang tentunya memiliki latar belakang komedi yang tak perlu diragukan lagi
kualitasnya.
Selain
juri lelaki, kali ini dalam SUCA 2 juga mendatangkan para artis wanita dibangku
juri, sebut saja Luna Maya, Melanie Ricardo, dan Hannah Al Rasyid. Keberadaan para
juri wanita ini tentunya menjadi warna baru dalam acara SUCA 2, karena hal ini
menjadi daya tarik penonton wanita bahwa acara ini layak ditonton untuk semua
kalangan.
Para
juri juga tak hanya memberi komentar dan penilaian saja, akan tetapi mereka
juga memberikan hadiah untuk para peserta dari kantong pribadi. Seperti Pak
Jarwo yang memberikan kasur untuk Aci, serta Raditya Dika yang menjanjikan Aci
akan membelikan sepeda motor jika berhasil masuk ke 3 besar.
Hadiah-hadiah
ini diberikan bukan berarti juri pilih kasih antar peserta, namun ini semacam
cara lain untuk memberikan motivasi. Misal contohnya Raditya Dika memberikan
iming-iming berupa hadiah motor pada Aci karena ia sendiri sebenarnya tak yakin
bahwa Aci bisa masuk ke 3 besar. Namun, pada kenyataannya, Aci berhasil masuk
ke 3 besar bersama Arafah dan Wawan, sehingga Raditya Dika pun harus memberikan
hadiah sepeda motor pada Aci seperti yang telah dijanjikannya.
5. Bukan Keberuntungan, Tapi Kerja
Keras
Grand Finalis SUCA 2 |
Ada
beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari acara Stand Up Comedy Academy 2
Indosiar, salah satunya adalah bagaimana suatu keberhasilan didapatkan dari
kerja keras, bukan karena sebuah keberuntungan belaka.
Seperti
yang diketahui, 42 peserta yang masuk dalam SUCA 2 ini banyak komika yang sudah memiliki jam terbang tinggi serta
sudah sering open mic. Namun tak sedikit pula komika baru yang belum banyak
memiliki jam terbang di panggung stand up comedy, contohnya adalah Aci yang
baru terjun ke dunia Stand Up tahun 2015, serta Arafah yang baru beberapa bulan
jatuh cinta dengan Stand Up Comedy.
Namun,
keadaan ini tak membuat Arafah dan Aci minder, namun justru semakin memacu
mereka untuk lebih bekerja keras, dan seperti dilihat hasilnya, dua komika ini mampu
masuk ke grand final bersama dengan Wawan, menyisihkan peserta lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada
usaha dan kerja keras yang membuat mereka bisa sampai ke titik ini.
6. Sisi Manusiawi dalam Stand Up
Comedy
Meski
SUCA adalah acara komedi, akan tetapi acara ini juga memperlihatkan sisi
manusiawi para peserta. Salah satunya adalah sisi percintaan dalam kehidupan
komika, yaitu ketika Anyun mendapat kejutan kehadiran gebetannya yang
memberikan jawaban atas pernyataan cinta Anyun. Hal ini menunjukkan bahwa
komika juga manusia, yang tak hanya punya tawa dan canda, namun juga memiliki
rasa dan cinta.
7. Kuda Hitam dan Emansipasi dalam
Tawa
Aci Resti, Juara 1 Stand Up Comedy Academy 2 |
Jika
Arafah adalah salah satu komika yang menonjol dalam SUCA 2, yang mana namanya
sering bertengger di trending topic twitter, maka lain halnya dengan Aci Resti
yang tak terlalu diperhitungkan, bukan hanya ketika sudah masuk di 42 besar,
namun juga sejak audisi.
Berbeda
dengan Arafah yang pada saat audisi mendapatkan kartu ‘Bebas Hambatan’ sehingga
dapat langsung melaju panggung 42 besar. Sedangkan Aci hanya mendapat kartu ‘Kesempatan’
yang artinya ia harus deg-degan dan menunggu telepon dari pihak Indosiar,
apakah ia akan masuk ke 42 besar ataukah tidak.
Bisa
dikatakan keberadaan Aci Resti memang layaknya kuda hitam, awalnya Aci dianggap
sebagai peserta yang tak diperhitungkan, namun perlahan tapi pasti, Aci
berhasil membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan yang tak bisa dianggap remeh.
Dan yang tak kalah mengejutkan, Aci berhasil membuat semua juri melakukan
standing offation dalam beberapa penampilannya, dan ini merupakan rekor dalam
gelaran SUCI 1 dan SUCI 2. Dan yang lebih membanggakan lagi, Aci akhirnya
berhasil menyabet juara 1 SUCA 2 dan mendapatkan hadiah sebesar 100 juta
rupiah.
Dalam
gelaran SUCA 2 ini, bisa dikatakan peserta wanita memang memiliki kemampuan
yang mumpuni, dari 3 peserta perempuan, yaitu Aci, Arafah, dan Kokom, dua
diantaranya berhasil masuk ke grand final dan berhasil meraih juara 1 dan juara
2.
Hal
ini tentunya membuktikan bahwa dalam SUCA 2 ini emansipasi wanita menjadi salah
satu hal yang penting. Jika sebelumnya sosok perempuan sering dijadikan objek
materi, maka dengan keberadaan Aci dan Arafah menjadi bukti bahwa wanita itu
tak cukup hanya cantik, namun juga harus memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
layak dibanggakan.
Seperti
yang dikatakan oleh Ernest Prakasa di malam grand final, selama ini komika
perempuan di Indonesia sangatlah minim, namun dengan keberadaan Aci Resti, ia
bisa menjadi role model serta inspirasi bagi para wanita yang ingin menjadi
komika.
8. Prestasi Tiada Henti untuk Stand
Up Comedy Academy
Di balik acara yang keren, terdapat crew yang keren banget |
Stand
Up Comedy Academy Indosiar memang tak hentinya mencetak prestasi dengan
rating/share tinggi di setiap penayangannya, namun acara ini juga berhasil
menyabet penghargaan yang prestisius di dunia pertelevisian.
Pada
tahun 2016 ini sendiri, Stand Up Comedy Academy Indosiar berhasil masuk menjadi
nominasi di Indonesian Choice Award (TV Program Of The Year) dan Panasonic
Gobel Award (Pencarian Bakat dan Reality Show Terbaik). Serta menjadi pemenang
di Indonesian Television Award (Program Prime Non Drama Favorit).
Dari
prestasi ini tentunya menunjukkan kualitas Stand Up Comedy Academy Indosiar
serta memperlihatkan bahwa SUCA adalah acara favorit yang selalu dnantikan oleh
pemirsanya.
Apabila
penasaran dengan penampilan para peserta di malam grand final, bisa menonton
kembali di video berikut ini:
Demikian
ulasan saya mengenai Stand Up Comedy Academy Indosiar, selamat untuk Aci,
Arafah, dan Wawan. Dan terima kasih untuk Indosiar telah menyajikan acara
komedi yang tak hanya menghibur, namun juga berkualitas. (*)
Posting Komentar