Membincang tentang
acara televisi kala Ramadhan tentunya tak akan lengkap jika tidak menyebut Serial
‘Para Pencari Tuhan’ yang sudah menemani waktu sahur masyarakat muslim
Indonesia dari JILID 1 hingga JILID 9.
Tak bisa dipungkiri
bahwa Serial Para Pencari Tuhan memang sudah mencuri perhatian pemirsa sejak pertama
kali tayang di layar SCTV, tepatnya tanggal 16 September 2007. Para Pencari
Tuhan serupa oase di tengah banyaknya acara sahur yang terlalu banyak canda
tapi minim ajakan untuk lebih bertaqwa.
Deddy Mizwar dan tim
produksi begitu jeli bagaimana meramu cerita dakwah yang tidak terkesan
menggurui, namun tetap mampu diterima oleh pemirsa. Penempatan tokoh utama Bang
Jack (Deddy Mizwar) sebagai marbot musholla menjadi daya tarik tersendiri,
kisah kehidupannya yang menjadi ‘guru’ para mantan narapidana, Barong, Juki,
Chelsea (Trio Bajaj) dalam mencari jalan kebenaran menjadi pemantik yang apik
sebagai awal cerita.
Trio Bajaj yang
notabene nya adalah pelawak di kehidupan nyata mereka menjadi sebuah pertanda
bahwa serial ‘Para Pencari Tuhan’ adalah kisah dakwah dan kehidupan masyarakat
yang disisipi dengan humor sehingga terasa ringan namun berisi.
Selain Trio Bajaj, ada
pula tokoh Aya (Zaskia Adya Mecca), yang menjadi pioner hijaber muda di
kalangan artis juga berhasil memikat pemirsa lewat aktingnya sehingga mampu
menarik pemirsa di kalangan remaja dan dewasa muda.
Setiap Manusia Memiliki Sisi Kebaikan
Berbeda dari serial TV
atau sinetron kebanyakan yang memiliki tokoh antagonis yang selalu diceritakan
sebagai sosok yang jahat, penuh dendam, dan selalu ingin mencelakakan tokoh
protagonis. Maka di sinetron Para Pencari Tuhan, tak ada tokoh yang benar-benar
antagonis, meskipun ada beberapa tokoh yang kadangkala sifatnya menjengkelkan,
namun ia tetap memiliki sisi baik.
Sebut saja Pak Jalal (Jarwo Kwat),
seorang paling kaya di kampung yang seringkali memamerkan kekayaannya, tapi di
sisi lain ia juga seseorang yang dermawan. Begitu juga dengan Pak RW yang kerap
bertindak mencari keuntungan pribadi lewat jabatannya, akan tetapi ia tetaplah
suami yang penuh cinta terhadap istrinya.
Lewat para
tokoh-tokohnya, ‘Para Pencari Tuhan’ seolah ingin menyampaikan bahwa setiap
manusia tak ada yang sepenuhnya jahat, yang ada adalah mereka yang khilaf
hingga akhirnya memilih jalan hidup yang salah, karena sesungguhnya setiap
orang memiliki sisi baik, dan hendaknya kita melihat orang tak hanya dari satu
sisi saja, tapi juga dari beragam sisi.
Pemeran Para Pencari Tuhan Jilid 1 - Jilid 9 (Sumber: sctv.co.id) |
Kisah
Kehidupan Para Pencari Tuhan
Selama JILID 1 hingga JILID
9, bisa dikatakan ‘Para Pencari Tuhan’ menyajikan cerita yang kompleks lewat
setiap tokoh dan cerita kehidupannya. Bang Jack, mantan Tukang Jagal yang
kemudian beralih menjadi marbot musholla At Taufiq sekaligus penjual bunga
menjadi sentral cerita, seolah ingin mengingatkan kita sebagai pemirsa bahwa
kita seringkali lupa dengan masjid dan musholla, padahal lewat masjid dan musholla,
dalam sehari, lima kali kita diseru untuk beribadah, akan tetapi kita
seringkali tak acuh dengan seruan itu.
Trio Barong, Chelsea,
dan Juki yang secara tak sengaja ‘terdampar’ di musholla At-Taufiq setelah
bebas dari penjara, hingga akhirnya mereka mendapatkan jalan kebenaran dan
hidayah untuk bertaubat.
Kehidupan orang kaya
dan orang miskin pun ditampilkan lewat Pak Jalal sebagai orang terkaya yang
tinggal di rumah megah dan Asrul sebagai orang miskin yang terus berusaha untuk
bersyukur kepada Allah, juga Udin, hansip yang miskin dan sering tertimpa
kesulitan karena ulahnya sendiri.
Kemudian ada juga Aya, Azzam,
dan Kalila, tiga sosok muda yang terus berusaha belajar untuk saling memahami,
juga sosok Ustadz Feri (Akrie Patrio) yang menjadi gambaran sebagai ustadz kampung yang berusaha
bertahan untuk terus menyebarkan kebaikan meski dihimpit kekurangan dalam
perekonomian.
Tampilan para pemimpin
pun diwakili oleh sosok Trio RW (Pak Idrus, Pak Hakim, dan Pak Yos) yang
seringkali culas dan mencari celah untuk mengelabui warga demi keuntungan
pribadi, menjadi sebuah sentilan bagi pemimpin negeri ini yang kerap lebih
mementingkan perut sendiri.
Selain para tokoh-tokoh
tetap yang hadir di setiap JILID ‘Para Pencari Tuhan’, kehadiran tokoh-tokoh
baru juga membawa cerita kehidupan yang bisa menjadi pembelajaran. Seperti
tokoh Baha (Tora Sudiro), sahabat Asrul yang hadir pada JILID 2 dan JILID 3,
serta Domino (Alfie Alfandi) yang muncul pada JILID 8 dan JILID 9 sebagai keponakan Bang Jack, memberikan
pembelajaran bahwa meski seseorang memiliki masa lalu yang buruk, akan tetapi
mereka berhak untuk bertaubat dan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Setiap tokoh dalam ‘Para
Pencari Tuhan’ memang memberikan gambaran realita kehidupan, bagaimana setiap
manusia memiliki cerita kehidupannya masing-masing juga masalahnya
masing-masing, karena yang paling penting adalah tidak berputus asa dari rahmat
Allah Yang Maha Kuasa.
Tak
Hanya tentang Ramadhan
Meski hadir pada bulan
Ramadhan, akan tetapi kisah ‘Para Pencari Tuhan’ lebih banyak menceritakan
kisah dengan setting waktu di luar bulan Ramadhan. Apabila diputar ulang, ‘Para
Pencari Tuhan’ mengambil setting waktu ramadhan hanya pada JILID 1 saja,
sedangkan pada JILID-JILID selanjutnya lebih memilih untuk menggunakan setting
waktu di luar bulan Ramadhan.
Kenapa begitu? Mungkin
bisa jadi karena ‘Para Pencari Tuhan’ ingin mengambil lebih banyak sudut
pandang cerita yang lebih puas, tidak hanya berkisar sahur, tarawih, buka
puasa, dan zakat, karena sesungguhnya permasalahan manusia itu kompleks dan
luas. Sehingga ‘Para Pencari Tuhan’ pun melebarkan setting waktunya agar bisa
mengakomodir permasalahan dan gejala sosial lain yang sedang terjadi.
Seperti misalnya, pada
JILID 6 ada sentilan tentang maraknya penggunaan facebook sehingga membuat
masyarakat menjadi tidak produktif karena lebih banyak berinteraksi dan hidup
di dunia maya. Juga pemaparan tentang gejala sosial dan politik lewat cerita
Pemilihan RW baru pada JILID 7 yang berusaha menghadirkan miniatur PEMILU di
Indonesia.
Roda
Kehidupan Para Pencari Tuhan
Kehidupan manusia itu
seperti roda, kadang di atas, namun sewaktu-waktu bisa beralih ke bawah. Allah
Maha Kuasa, bisa membolak-balikkan kehidupan manusia, seperti itulah hidup
manusia yang coba digambarkan oleh ‘Para Pencari Tuhan’.
Pada awal cerita,
Chelsea, Barong, Juki, adalah mantan narapidana yang mencari ilmu dan menempuh
jalan taubat lewat bimbingan Bang Jack dan Ustadz Feri. Namun, roda kehidupan
mereka berputar, hingga pada JILID 5 berhasil menjadi artis terkenal.
Kemudian ada juga Pak
Jalal yang sejak JILID 1 adalah orang kaya, pada JILID 4 diceritakan bahwa
bisnis Pak Jalal bangkrut total hingga ia tak memiliki apa-apa lagi dan harus
tinggal di gubuk yang dulu pernah ditinggali Asrul. Akan tetapi, dari hidupnya
yang jungkir balik tersebut, Pak Jalal yang awalnya sedikit pongah mulai merenung
hingga akhirnya berubah menjadi pribadi yang lebih zuhud.
Berbeda dengan Pak
Jalal, Asrul yang awalnya miskin, pada JILID 4 berubah menjadi kaya lewat
dagangan soto yang resepnya diwariskan oleh Baha (Tora Sudiro), sahabat Asrul
yang telah meninggal pada JILID 3.
Namun, lagi-lagi roda
kehidupan kembali berputar, pada JILID 6, perekonomian Pak Jalal mulai membaik,
sedangkan Asrul justru bangkrut dan kembali jatuh miskin. Kisah tentang
berputarnya roda kehidupan ini tentu saja mengingatkan kita bahwa ‘TIADA
KEKUATAN SELAIN ALLAH’ dan kita harus selalu ingat 5 perkara sebelum 5 perkara
(Hidup sebelum Mati, Kaya sebelum Mati, Muda sebelum Tua, Lapang sebelum
Sempit, Sehat sebelum Sakit).
Cinta
Romantis, Cinta yang Elegan
Hidup tentunya akan
menjadi lebih berwarna dengan kehadiran rasa yang disebut cinta, begitu juga dalam
‘Para Pencari Tuhan’ yang tak luput dengan bumbu-bumbu kisah cinta yang
dihadirkan.
Berbeda dengan
sinetron-sinetron lain yang mana romantisme kisah cinta anak manusia
ditampilkan lewat adegan-adegan peluk cium antara yang bukan mahram. Maka,
romantisme cinta dalam ‘Para Pencari Tuhan’ tampil dengan sopan dan elegan.
Meski tak ada adegan
peluk cium, tapi kisah-kisah cinta tersaji apik, tak berlebihan, tak juga
kurang, semuanya terasa pas namun tidak pasaran. Sebagaimana kisah cinta antara
Aya dan Azzam yang mulai tumbuh sejak kanak-kanak, jiwa pantang menyerah Azzam
yang terus mengejar Aya meski telah melamar tiga kali dan tiga kali pula
ditolak, juga kecanggungan hati mereka yang harus melewati ujian kisah cinta
segitiga dengan Kalila, hingga akhirnya mereka menikah.
Namun, kisah cinta
mereka pasca pernikahan pun tak berjalan mulus, ada ujian tentang kehilangan
buah hati, juga pertengkaran-pertengkaran yang membuat mereka saling memendam
kesal sekaligus rindu.
Selain kisah cinta Aya
dan Azzam yang rumit, ada pula kisah cinta Chelsea dan Marni, juga Barong dan Dara,
dan tak lupa kisah cinta dalam usia puber kedua dihadirkan pada JILID 5 antara
Bang Jack yang jatuh cinta dengan Bu Widya (Henidar Amroe), ibunda Azzam. Bang
Jack meski telah bersusah payah mencuri perhatian Bu Widya, namun Bang Jack
harus berlapang dada ketika Bu Widya memilih Om Wijoyo (Slamet Rahardjo).
Kisah-kisah cinta dalam
‘Para Pencari Tuhan’ tak hanya menampilkan perjuangan cinta, akan tetapi juga
keikhlasan melepaskan orang yang dicintai demi melihat orang yang dicintai
tersebut bahagia. Karena sesungguhnya Jodoh, Rezeki, dan Maut, adalah Kekuasaan
Allah SWT.
Tak
Sekadar Lewat Mimbar
‘Para Pencari Tuhan’
ini memang bisa dikategorikan sebagai serial atau sinetron Dakwah, karena tidak
hanya bisa menjadi tontonan, akan tetapi juga tuntunan. ‘Para Pencari Tuhan’ sebagai
sebuah tayangan di layar kaca memang menjadi media dakwah yang tepat bagi masyarakat
di era teknologi saat ini, karena Dakwah bisa dilakukan lewat media apa saja,
tak sekadar lewat mimbar.
Menurut bahasa, Dakwah
berarti ajakan, dan secara epistimologis, dakwah adalah proses komunikasi yang
memiliki beberapa unsur, yaitu: 1. Dai (Penyampai Dakwah), 2. Mad’u (Penerima
Dakwah), 3. Maddah (Materi Dakwah), 4. Wasilah (Media Dakwah), 5. Thariqah
(Metode Dakwah).
Jika dilihat dari
unsurnya, ‘Para Pencari Tuhan’ adalah tayangan televisi yang menjadi Wasilah
atau Media dakwah, yang disampaikan oleh para kreator yang bergerak di belakang
maupun depan layar untuk menyampaikan pesan dakwah masyarakat sebagai Mad’u.
Pesan-pesan dakwah atau
materi dakwah pun tersaji apik lewat rangkaian cerita dari JILID 1 hingga JILID
9 yang mana memberikan teladan serta contoh kebaikan lewat peran-peran dalam
kisah tersebut. Hal ini sejalan dengan surat Al Quran tentang dakwah yaitu “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”(QS.
An Nahl : 125).
Semoga ke depannya ‘Para
Pencari Tuhan’ tetap bisa menebarkan kebaikan, menjadi pioner sinetron religi
yang tak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan yang selalu dinantikan
pemirsa saat Ramadhan tiba. (*)
Assalamualaikum, Richa . .
BalasHapusKalau ini hikmah yang saya petik dari sinetron PPT :
http://perjalananhidupseorangachmadhumaidy.blogspot.co.id/2016/06/sinetron-para-pencari-tuhan-ppt.html?spref=tw
memetik hikmah juga bisa dimasukan dalam berita otomotif
BalasHapuswah ini memang buat Informasi Wisata Indonesia Terbaru
BalasHapusSaya dan suami fans beratnya PPT lho Mbak Richa... Dr Kiamat Sudah Dekat dulu sampai PPT tahun ini yg udah ga ada Barong dkk nya lg. Sarat hikmah n smua dialog itu ada maknanya
BalasHapus