Fashion
is about something that comes
From
within you
-Ralph Lauren-
Setiap perempuan tentunya ingin selalu
tampil cantik dan menarik. Selain lewat tampilan wajah, pasti selalu ingin
tampil mempesona lewat busana, tak terkecuali dengan saya. Akan tetapi, banyak
kendala yang akhirnya membuat saya harus memutar otak agar tetap bisa tampil
mempesona.
Tempat tinggal saya yang berada di
kampung dan jauh dari kota, membuat saya tak bisa mendapatkan baju yang saya
inginkan dengan mudah serta dengan harga yang murah. Memang saat ini penjualan
baju lewat online sudah berkembang pesat, banyak pilihan baju dengan harga
miring serta tampilan gambar yang eye
catching. Akan tetapi, membeli lewat online
bagi saya bukanlah pilihan utama bagi saya.
Kenapa saya kurang suka membeli baju
lewat online? Selain karena barang
asli seringkali tidak serupa dengan yang ada di gambar, juga karena ukuran
tubuh saya yang cenderung kurus memang susah menemukan ukuran baju yang tepat. Kalaupun
membeli online, pasti saya harus
permak ulang untuk mengecilkan ukurannya agar sesuai dengan tubuh saya.
Beberapa kali saya tak bisa mendapatkan
baju yang tepat ketika membeli online, apalagi
untuk acara-acara khusus seperti ke acara formal seperti pesta undangan pernikahan
keluarga atau sahabat yang tentunya membutuhkan tampilan yang khusus pula.
Jika dulu, undangan-undangan acara
formal semacam itu bisa menjadi sebuah nightmare
bagi saya karena bingung harus
mempersiapkan penampilan seperti apa, tetapi sekarang nightmare itu sudah menjadi sebuah mimpi yang indah sejak saya
bertemu dengan Ibu Djum, seorang penjahit yang 2 tahun terakhir membuka usaha
jahit di desa saya.
Berbeda dengen penjahit lain di desa
saya yang kurang mengikuti perkembangan mode karena lebih banyak mendapatkan order
jahit seragam sekolah atau seragam para PNS, maka Ibu Djum bisa dikatakan
adalah penjahit yang up to date soal
mode yang sedang nge-hitz.
Ibu Djum |
Menempati sebuah ruang berukuran 3x4
meter yang dikontraknya, Ibu Djum dan suaminya
bekerja di tengah tumpukan kain untuk memenuhi pesanan jahitan pelanggan dengan
sepenuh hati.
Meski usianya sudah paruh baya, tapi
dengan sentuhan tangannya yang cermat, Ibu Djum bisa mengubah kain biasa
menjadi busana dengan tampilan yang mempesona. Saya cukup menunjukkan model di
majalah atau internet, maka Ibu Djum akan menyanggupi model yang saya inginkan
dan hasilnya pun awesome, sesuai yang
saya inginkan. Akhirnya, karena bantuan dari Ibu Djum inilah, saya tak perlu
lagi pusing memikirkan tampilan busana saya di hari-hari istimewa, selain
hasilnya oke, harganya pun kece.
Bahkan, beberapa waktu lalu, tak hanya
menjadi penyelamat saya jelang hari-hari istimewa, Ibu Djum juga menjadi
penyelamat untuk sekolah adik saya. Hari itu, celana seragam sekolah adik saya
robek, dan keesokan harinya adik saya harus mengenakan celana tersebut. Karena
seharian hujan, saya baru bisa keluar rumah malam hari, dan saya pun langsung
membawa celana seragam adik saya tersebut ke tempat jahit Ibu Djum.
Awalnya saya agak panik karena takut
tempat jahit Ibu Djum sudah tutup. Untunglah ketika saya sampai ke sana Ibu
Djum masih sibuk menjahit dan belum menutup tempat jahitnya. Meski sedang sibuk dengan jahitan pelanggan
lain, Ibu Djum mau meluangkan waktu sejenak untuk memperbaiki celana seragam
adik saya, dan ketika saya bertanya harus membayar berapa? Ibu Djum mengatakan
kalau itu ‘Gratis’. Betapa senang hati saya, karena di tengah kesibukannya, Ibu
Djum masih bersedia menolong saya dengan cuma-cuma.
Ibu Djum juga menjadi sosok pengusaha
mikro yang seharusnya bisa menjadi lebih berkembang lewat tabungan Taseto Mapan
kita di BTPN Sinaya. Misalnya ketika kita menabung sebesar Rp 2.500.000,- /
bulan dalam jangka waktu 5 tahun, maka dana kita akan berkembang dan tumbuh menjadi
Rp 170.885.649,- yang bisa digunakan untuk memberdayakan jutaan mass market
seperti sosok Ibu Djum melalui pinjaman dana dan berbagai pelatihan melalui
program daya.
Simulasi Tabungan BTPN |
Sosok seperti Ibu Djum inilah yang
membuat saya terinspirasi, lewat keserhanaannya, Ibu Djum tak hanya bekerja
dengan tangannya, akan tetapi juga dengan hatinya, sebagaimana yang dikatakan
oleh Ralph Lauren bahwa fashion adalah tentang sesuatu yang datang dari dalam
diri, dan itulah yang sudah dibuktikan oleh Ibu Djum lewat sentuhan pesona
hatinya di setiap lembar busana yang dibuatnya. (*)
Posting Komentar