Tepat satu bulan lalu, 28 Oktober 2015 saya berangkat ke Ubud-Bali, tepatnya ke acara sastra Internasional, Ubud Writer and Reader Festival 2015. Saya menyebut ini perjalanan istimewa, karena saya datang ke acara istimewa, dengan orang-orang istimewa, dan dengan cara yang menurut saya istimewa pula.
Untuk datang ke acara
UWRF banyak penulis yang mengirimkan karyanya berupa cerpen, puisi, atau essai.
Saya pun begitu, pernah mengirimkan karya saya agar bisa diundang di acara
bergengsi tersebut pada tahun 2014, namun ternyata saya belum beruntung.
Akhirnya pada Tahun 2015 ini, saya tidak mengirimkan karya ke panitia UWRF,
takut ditolak lagi, hahaha.
Lalu bagaimana caranya
saya bisa datang ke UWRF? Apa saya mendaftar jadi volunteer? Tidak. Apa saya
datang dengan biaya sendiri ke UWRF? Jawabannya juga, Tidak.
Saya adalah tipe orang
yang percaya dengan kekuatan doa dan impian, apabila keduanya disatukan maka
semesta pun akan ikut memberikan dukungan hingga impian itu bisa terlaksana
dengan cara yang tak disangka-sangka, dan itu saya alami berkali-kali, salah
satunya adalah impian saya untuk pergi ke UWRF yang akhirnya terwujud. Alhamdulillah.
\(^_^)/
Travel
Young – Gagas Media
Februari 2015, saya
yang nggak sengaja lihat tweet dari @GagasMedia tentang rencana event lomba
berhadiah jalan-jalan ke UWRF 2015 bersama Alanda Kariza penulis muda sekaligus
founder @SinergiMuda dan @IndonesianYouth.
Awalnya saya kira Gagas
Media akan mengadakan lomba menulis, secara latar belakang Gagas Media adalah
penerbit buku. Ternyata ketika pengumuman persyaratan lomba dikeluarkan pada
bulan Maret, lomba yang bertajuk #TZTravelYoung ini adalah lomba foto travelling
yang bekerjasama dengan Tripanzee, sebuah sosial media tempat kita bisa upload
foto-foto travelling kita.
Lomba ini berlangsung
selama 5 bulan, dari Maret – Juli, tiap bulannya ada masing-masing tema yang
diberikan. Saya ikut di periode pertama dengan tema ‘It’s So Me’, foto di
destinasi wisata yang paling menunjukkan kepribadian kita.
Agak bingung mau kirim
foto travelling yang mana, tapi secara saya ini tipe orang oportunis yang nggak
mau menyia-nyiakan kesempatan jalan-jalan gratis ke Ubud, apalagi bareng Alanda
Kariza, nggak boleh terlewatkan deh pokoknya. Dengan kecepatan kilat seperti
keinginan untuk secepatnya melupakan mantan, saya obrak abriklah folder
‘Jalan-jalan’ di laptop buat cari foto
yang paling pas dengan tema ‘It’s So Me’. Akhirnya saya upload deh foto pas
travelling ke Tamansari, Yogya ke sosmed Tripanzee, dan jeng jeng jeng … Saya
terpilih jadi pemenang #TZTravelYoung periode Maret. Yeaaayyy.
#TZTravelYoung
Goes To UWRF 2015
Dibanding pemenang
periode April, Mei, Juni, Juli. Saya adalah pemenang yang menunggu
keberangkatan paling lama, 7 bulan euy, tapi sensasi nunggunya itu lho tetep
nyenengin. Kayak nunggu pacar yang mau ngelamar, eaaaaa #kodeplis.
Sebenarnya saya agak
galau juga, karena jadwal wisuda saya ternyata tanggal 29 Oktober 2015. Wiiiih,
yah, saya pun harus memilih, dan akhirnya saya pilih terbang ke Bali. Wisuda
bisa diundur, tapi pergi ke UWRF bareng Gagas Media dan Alanda Kariza belum tentu
bisa terulang, ye kaaaaan?
Akhirnya, waktu yang
ditunggu-tunggu pun tiba, para pemenang dan pendamping dari Gagas Media sepakat
untuk berkumpul di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Selain saya, ada 3
pemenang lain, serta 1 pendamping dari Gagas Media yang berangkat tanggal 28
Oktober 2015. (1 pemenang lain baru menyusul berangkat di hari Sabtu, 31
Oktober 2015).
Tak butuh waktu lama
untuk saling akrab, secara kami orangnya memendam bakat heboh ya, hahaha. Kehebohan
pertama udah selfie-selfie di ruang tunggu Terminal 3. Saya kenalin satu-satu
deh ya, selain saya, ada @acheeel, seorang akuntan dan traveller yang sudah
menjelajah berbagai tempat di Indonesia, @HerdianaHS, Travel and Fashion
blogger yang sudah travelling ke berbagai tempat di Indonesia dan dunia,
blognya (deluxshionist.com) masuk 10 Top Blogger Indonesia versi ASEAN UP, dan @Fahrul_Khakim, penulis
novel dari Malang yang hobi bertualang dan kami didampingi editor Gagas Media,
Mbak @Widya_Oktavia, editor keren yang baiiiiiikkkk dan sabaaaaaarrrr banget
:D
#TZTravelYoung
Day 1
Setelah terbang dari
Jakarta-Denpasar, kami masih harus menempuh perjalanan 1,5 jam menuju Ubud, dan
akhirnya sampailah kami ke tempat yang akan jadi ‘rumah’ selama beberapa hari
ke depan, yaitu Ubud Inn Resort.
Suasana rindang di Ubud Inn Resort |
Hari pertama di Ubud,
kami belum ikut acara UWRF, karena memang UWRF 2015 baru dibuka pada 29 Oktober
2015. Jadi, hari pertama kami habiskan untuk saling mengenal lebih dekat antara
pemenang, pendamping, para editor Gagas Media yang datang ke Ubud dan tentunya
dengan Alanda Kariza yang sudah sampai lebih dulu di Ubud.
Alanda ini udah baik,
cantik, pinter, low profile, pokoknya inspiratif banget deh. Jalan bareng
Alanda selama 5 hari itu berasa ketularan aura positifnya, :D
With Alanda Kariza |
#TZTravelYoung
Day 2
Hari ke-2 di Ubud (29
Oktober 2015), kami registrasi dulu untuk free pas selama 4 hari agar bisa ikut
semua sesi, selain dapat free pass, kami juga dapat free book program untuk panduan
semua rangkaian program dan pengisi acara UWRF 2015.
Book Program UWRF 2015 |
Hari pertama UWRF, kami
ikut beberapa sesi diskusi, yaitu ‘Journalism Is My Religion’ yang
diselenggarakan di NEKA dengan pembicara Janet Steele dan Andreas Harsono.
Siang hari, kami
berpencar, Herdi, Fahrul, dan Mbak Iwid datang ke sesi lain, sedangkan saya dan
achel memilih untuk menonton film ‘Indonesia Raja’ di Museum of Marketing yang
letaknya ada di dalam Museum Puri Lukisan.
Indonesia Raja ini
adalah kompilasi beberapa film indie karya anak bangsa dari berbagai kota di
Indonesia. Sayangnya saya dan achel datang terlambat dan hanya bisa nonton 3
film saja, yaitu ‘KREMI’, ‘MASA SIH?’,
dan ‘BESOK SAYA TIDAK MASUK SEKOLAH’, meski hanya bisa nonton 3 film, tetap two
tumbs up buat sineasnya, keren-keren banget filmnya.
Malam harinya, kami
excited banget dengan satu Film Program yang diadakan di Taman Baca, yaitu
Nonton dan Diskusi film ‘We Are Moluccans’ (Cahaya dari Timur) bareng Glenn Fredly
dan M Irfan Ramli, dalam sesi diskusi ini dijelaskan jika film ini berdasar
dari kisah nyata yang benar-benar terjadi.
Talked About 'We Are Moluccans' |
Gara-gara diskusi ini
saya juga baru tahu kalau ini film ini adalah film Debut, debutnya Glenn
sebagai produser film, debutnya M.Irfan Ramli sebagai penulis skenario, dan
debutnya Chicco Jericho sebagai aktor film. Meski debut, film ini adalah film
berkualitas dan berhasil menyabet banyak penghargaan dan memberikan kita
pembelajaran bahwa, berbeda bukan berarti tidak bisa berdamai.
Selain diskusinya yang
kece, acara ini jadi makin kece banget karena saya bisa foto bareng Glenn,
secara biasanya cuma nonton di tv atau nonton di konser yang cuma bisa lihat
dari jauh, hehehe.
#TZTravelYoung
Day 3
Hari ketiga (30 Oktober
2015), di sesi pertama, kami datang ke NEKA untuk mengikuti sesi ‘An Imagined
Country’ dengan pembicara Ali Syamsudin Arsi, Raditya Dika, Raedu Basha, dan
Eka Kurniawan.
Siangnya, kami ke INDUS
untuk ikut sesi ‘Passport To…” dengan pembicara Patrick Burgess, Antoine
Cassar, Hyeonseo Lee, Mazin Qumsiyeh, dan Ayu Utami.
Sorenya, kami
berpencar, Herdi, Achel, dan Fahrul ikut Book Launches ‘Gateway to Nuswantara
(Gerbang Nuswantara)’ di Lamak. Sedangkan saya, Mbak Iwid, dan Alanda memilih
tetap tinggal di INDUS untuk mengikuti sesi ‘Funny Talks’ bersama Raditya Dika
dan Nazeem Hussain.
Sesi Funny Talks ini
adalah salah satu sesi favorit buat saya, karena di sesi ini saya bisa tertawa
lepas gara-gara celotehan Raditya Dika. The best session lah buat saya \(^_^)/
Funny Talks Session |
With Raditya Dika |
Selesai Funny Talks, Mbak Iwid dan Alanda kembali ke hotel, sedangkan saya memilih tetap tinggal karena sebelum maghrib saya ingin datang ke Joglo Taman Baca karena ada book launch Antologi emerging writer dari Indonesia bertajuk ’17.000 Islands of Imagination’.
Malam harinya, kami
kembali berperncar, Herdi, Achel, dan Fahrul pergi ke Taman Baca untuk menonton
Arts Program ‘Imagine Two Islands Bali & Kalimantan’, sedangkan saya, Mbak
Iwid, Mbak Eli + Mbak Rara (editor Bukune & Gagas) memilih pergi ke Pura
Dalem Ubud untuk menonton Tari Kecak.
Untung saja hari itu
adalah hari Jum’at, sehingga ada jadwal pertunjukan Tari Kecak, karena dalam
seminggu hanya ada 2 kali pertunjukan, di hari Senin dan hari Jum’at pukul19:30
WITA dengan harga tiket Rp 80.000,-/ orang. Yeaaah, ini adalah cara kami mengakhiri malam di Ubud dengan hal yang menyenangkan ^_^
Tari Kecak at Pura Dalem, Ubud |
Huffttth, ceritanya
sampai Day 3 dulu ya, biar nggak capek bacanya, hehe. Ingin tahu cerita
selanjutnya? Baca lanjutannya di episode 2, ya. Masih ada cerita tentang wisata
kulinernya juga lhooo. Don’t miss it. ^_^
Wuaaaa seru banget. Memang ya, kalo punya impian, semesta pasti mendukung. Lanjut ke episode duaaa~
BalasHapus