Sejak masa sebelum
kemerdekaan, tak bisa dipungkiri jika kaum muda memegang peranan penting untuk
Bangsa Indonesia. Budi Utomo menjadi tonggak awal berserikatnya para pemuda di
masanya, yang kemudian dilanjutkan dengan dilaksanakannya Konferensi Pemuda
yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia pun tak lepas dari sikap kaum muda yang mendesak
Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Gerakan kaum
muda ini menjadi bukti bahwa kaum muda memang sudah menjadi sumbu penggerak pembangunan
Indonesia.
Seiring perkembangan
zaman, tugas generasi muda pun mulai berkembang, bukan lagi untuk merebut kemerdekaan,
melainkan dengan mengisi kemerdekaan dengan aktivitas-aktivitas yang positif
dan berguna bagi banyak orang, minimal bisa berguna untuk diri sendiri.
Generasi
Tahan Banting
Zaman yang berkembang
membuat permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi generasi muda pun
berkembang, termasuk permasalahan dan tantangan yang ada di Kota Semarang.
Meski sekarang banyak sekali kemudahan berupa fasilitas dan teknologi, tetapi
bila segala kemudahan dan fasilitas itu tak digunakan sebagaimana mestinya,
permasalahan dan tantangan yang ada saat ini tidak akan pernah bisa
terselesaikan, bahkan bisa terus beranak pinak.
Ada banyak permasalahan
dan tantangan di Kota Semarang yang harus dihadapi oleh generasi muda saat ini,
seperti banjir rob, sampah, minimnya ruang publik, transportasi, penataan kawasan
pesisir, kriminalitas dan pergaulan bebas remaja.
Mengatasi permasalahan
di Kota Semarang bukan hanya tugas pemerintah kota saja, namun juga tugas
seluruh elemen masyarakat untuk memberikan dukungan, salah satu yang harus
memegang peranan dalam pembangunan Kota Semarang adalah generasi muda. Generasi
muda Kota Semarang harus bisa berani bersikap dan berani untuk beraksi,
generasi muda juga harus bisa menjadi pioneer,
bukan lagi follower.
Kota Semarang tahun
2015 ini terpilih menjadi salah satu dari 100 kota yang masuk dalam program 100
Resilient Cities (100RC) yang didanai oleh Rockefeller Foundation. Program ini
memiliki tujuan untuk membantu kota-kota di dunia agar bisa menjadi kota yang
tangguh untuk menghadapi segala macam tantangan.
Kota Semarang telah
mulai bergerak untuk menjadi kota yang tangguh, oleh karena itu, Kota Semarang
juga membutuhkan generasi muda yang tangguh untuk membantu mewujudkannya.
Generasi muda yang
tangguh adalah generasi muda yang peka dengan segala macam permasalahan di
sekitarnya. Generasi yang mampu beraksi tidak hanya semata menjadi saksi, juga
generasi yang tahan banting, tidak mencari alasan, namun mereka mampu untuk
mencari solusi segala permasalahan.
Kota Semarang membutuhkan
generasi muda yang mampu menggerakkan semangat masyarakat, bukan generasi
benalu yang hanya bisa mencaci dan mengeluh, tapi tak pernah melakukan tindakan
dengan semangat berpeluh.
Langkah
Generasi Muda
Ada banyak cara
generasi muda untuk ikut serta dalam membangun Kota Semarang, tak perlu bingung
dan berpikir bagaimana cara melakukan langkah besar di awal, karena setiap
langkah generasi muda, meskipun kecil itu sangat berarti dan bermanfaat untuk
Kota Semarang.
Salah satu langkah awal
namun bisa menjadi penting adalah berkegiatan dan membangun Kota Semarang lewat
Karang Taruna. Setiap Rukun Warga tentunya memiliki Karang Taruna, namun tak
semuanya bergerak secara aktif, bahkan tak sedikit yang mati suri. Meski
begitu, keberadaan Karang Taruna harus tetap dipertahankan, karena bisa menjadi
langkah awal generasi muda untuk berkontribusi pada kota dan bangsanya.
Karang Taruna bisa
menjadi kawah candradimuka para generasi muda untuk belajar berorganisasi,
bersosialisasi, serta belajar mengenal lingkungannya. Ketika generasi muda
sudah bisa mengenal lingkungan terdekatnya, maka mereka juga bisa dengan baik
mengenal kotanya dan tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kotanya.
Selain Karang Taruna,
ada pula gerakan-gerakan generasi muda yang memiliki peranan penting untuk
pembangunan Kota Semarang lewat komunitas yang mereka bentuk. Ada beberapa
komunitas di Kota Semarang yang telah berkontribusi aktif sehingga bisa memberikan energy positif bagi Kota Semarang.
Sebut saja contohnya Komunitas
Tangan Kedua yang berdiri pada 13 Oktober 2013. Komunitas sosial yang digawangi
oleh generasi muda di Kota Semarang ini bergerak di bidang sosial, banyak
aktifitas sosial yang telah mereka lakukan seperti membersihkan jalan, membantu
panti asuhan, anak jalanan dan lain sebagainya.
Mereka bergerak secara
swadaya tanpa membeda-bedakan siapa yang harus mereka bantu, karena yang jadi
pedoman mereka adalah bisa membantu orang lain dan berbuat kebaikan sebanyak
mungkin.
Komunitas-komunitas
seperti ini selayaknya menjadi contoh untuk terus dikembangkan di Semarang
karena ini menjadi bukti bahwa generasi muda Kota Semarang tak hanya bisa
berpangku tangan. Generasi muda Kota Semarang pun bisa memberikan kontribusi
positif dan mampu menyebarkan kebaikan kepada masyarakat.
Gerakan generasi muda lewat
komunitas seperti ini bisa menjadi harapan bagi masa depan Kota Semarang,
karena generasi muda dengan jiwa sosial yang besar akan dapat memberikan harapan
yang positif bagi masyarakat sehingga bisa membangun masa depan Kota Semarang yang
tangguh dan berkepribadian sosial.(*)
Posting Komentar