Judul Buku :
Be Mine
Penulis :
Sienta Sasika Novel, Monica Anggen, Kezia Evi Wiadji
Penerbit :
Cakrawala – Media Pressindo Group
Penyunting :
Fatimah Azzahrah
Desain Sampul :
Mahar Mega
Penata Letak :
Dini
Pemeriksa Aksara :
Tika Yuitaningrum
Tahun Terbit : Cetakan I, 2014
Tebal :
234 halaman
ISBN :
978-979-383-234-0
Harga :
Rp 39.500,-
Cover Novela Be Mine |
Blurb
:
Siapa bilang cinta tidak melihat usahamu? Ia tahu kamu berada dalam usaha penaklukan,
mengerti bahwa kamu tidak ingin menjadi penghuni abadi dalam dongeng. Ia juga
siap memberikan kesempatan kepadamu berkali-kali, bahkan rela menjadi tempat
berpulangmu paling manis.
Dan siapa bilang cinta tidak butuh diungkapkan? Tiga
novela ini mencoba menuturkan rahasianya...
***
“Kisah manis yang lain
dari Sienta, membuatmu tersenyum-senyum sendiri saat membayangkannya, Very
sweet!”
Irena
Widelia (penulis Suddenly in Love dan
Loving You)
“Nggak bisa pause saat
membaca Tink for Peter (Pan). Selain
karena perilaku Tink yang lucu, aku juga penasaran banget sama si Tink, apakah
dia jadian sama Bram atau Peter? Tidak ada clue yang bisa membuatku menebak.
Aku suka ending –nya yang manis, yang
melibatkan nostalgia masa kanak-kanak.”
Dian
Kristiani (penulis LUPITA, Lu Pikir Gua
Pengemis Cinta)
“Kali ini Kezia Evi
Wiadji kembali menyajikan kisah yang menyentuh hati dan menginspirasi. Cerita
tentang keberanian untuk melangkah kembali dan menutup kenangan masa lalu.
Lantunan manis tentang cinta kedua, kesempatan kedua, dan betapa setiap hati
merindukan tempat berlabuh yang bisa disebut dengan kata ‘pulang’. Well written, sweet simple love story, Evil
just love it.”
Rina
Suryakusuma (penulis Lullaby dan Just Another Birthday).
Sinopsis
:
In
Love With You - (Sienta Sasika Novel)
Sienta adalah siswi yang jago gambar akan tetapi memiliki
nilai akademis di urutan buntut, ia berada di urutan 200-an dari 250 siswa.
Sienta yang lemah di bidang akademis menyukai cowok pintar dan populer di
sekolah bernama Bintang, dan Sienta harus bersaing dengan banyak cewek lain di
sekolah, salah satunya adalah Kinan, cewek cantik, populer, dan pintar yang
selalu berada di sebelah Bintang.
Suatu hari, Sienta ingin mengungkapkan cintanya pada
Bintang dengan memberikan hadiah cokelat untuk Bintang. Akan tetapi Bintang
menolak pemberian Sienta, bahkan tak hanya menolak saja tetapi Bintang juga
mengatakan jika ia tak menyukai cewek o’on
seperti Sienta.
Hati Sienta pun panas mendengar ucapan Bintang. Sienta
yang tak terima akan membuktikan pada Bintang jika ia bisa sebanding dengan
sosok Kinan yang pintar. Bintang akhirnya menantang Sienta jika ia bisa masuk
ke peringkat 50, maka ia akan menerima cokelat pemberian Sienta. Sienta pun
akhirnya harus pontang-panting belajar demi membuktikan ucapannya pada Bintang.
Tink
for Peter (Pan) – Monica Anggen
Peter, mahasiswa Fakultas Teknik semester awal memiliki
kegemaran membaca buku cerita Peter Pan. Hingga buku cerita itu lusuh dan
lecek, Peter tetap membacanya dan membawanya kemanapun ia pergi. Hal ini selalu
menjadi bahan olok-olok oleh Bram, sahabat Peter di kampus dan klub basket.
Karena terlalu sering membaca cerita Peter Pan, Peter
percaya jika suatu hari ia akan bertemu dengan sosok cewek seperti Tinkerbell,
kecil, imut, dan lucu. Akan tetapi dalam kesehariannya ia justru dikejar-kejar
sosok Windry yang tak ia sukai, menurutnya Windry seperti sosok Wendy yang
membuat Peter dan Tinkerbell menjauh.
Suatu hari, Peter berkenalan dengan sahabat Bram bernama
Tineke. Awalnya Peter merasa jika Tineke adalah sosok yang selalu mengacaukan
hidupnya, akan tetapi lama-lama ia merasa bahwa ia jatuh cinta pada Tineke. Di
satu sisi Peter merasakan kenyamanan ketika ia berada di dekat Tineke, akan
tetapi di sisi lain ia merasa jika Tineke bukanlah seperti sosok Tink yang
dibayangkannya karena Tineke memiliki tubuh yang gendut dan tukang makan,
ditambah lagi Peter tak mungkin mengkhianati Bram yang juga jatuh cinta pada
Tineke.
Second
Love – (Kezia Evi Wiadji)
Tiara, seorang ibu single
parent dari anak bernama Mia berusia 5 tahun. Ia didera dilema tatkala ia
bertemu dengan Jimmy, ayah dari Leon, sahabat anaknya sekaligus tetangganya. Di
satu sisi ia ingin setia dengan suaminya yang telah meninggal, akan tetapi di
sisi lain ia pun tak bisa memungkiri jika hatinya juga terpikat pada sosok
Jimmy yang juga seorang duda.
Jimmy berusaha mendekati Tiara dengan alasan mengajak
jalan-jalan Leon dan Mia, akan tetapi Jimmy pun merasa cemburu tatkala Tiara
masih terus mengenakan cincin pernikahannya terdahulu serta memasang
foto-fotonya dengan suaminya. Meski begitu Jimmy tak pantang menyerah meskipun
hati Tiara masih tak bisa berpaling dari suaminya yang meninggal tepat di hari
valentine tiga tahun sebelumnya.
Kelebihan
:
Ide
Cerita
Be Mine berisi 3 (tiga
novela) yang memiliki pertautan atau benang merah tentang cinta serta bagaimana
perjuangan untuk mendapatkannya. Tiga novela dalam buku ini bisa dikatakan unik
karena mengambil plot cerita dari tiga generasi kehidupan yang berbeda.
Kehidupan cinta anak SMA, kehidupan cinta mahasiswa, serta kehidupan cinta
dalam rumah tangga.
Tiga novela ini seperti
memberikan porsi masing-masing untuk setiap kehidupan pembacanya yang tentunya
berbeda-beda pula, para penulis pun seperti ingin mengisyaratkan bahwa di dunia
ini banyak sekali kisah cinta yang terjadi, dan setiap kisahnya memiliki
keunikan serta perjuangan yang berbeda, akan tetapi kekuatannya adalah satu,
cinta.
Alur
Cerita
Novela yang ditulis
oleh Sienta Sasika Novel, Monica Anggen, dan Kezia Evi Wiadji memiliki beragam
masalah yang berbeda. Sienta Sasika Novel, Monica Anggen dan Kezia memiliki
persamaan dalam menulis alur cerita yaitu dengan kisah beralur maju mundur, meski
begitu tak membingungkan pembacanya.
Meskipun setiap novela
memiliki ending yang mudah ditebak – tokoh A akan mendapatkan tokoh B, akan
tetapi untuk menuju ending tersebut, pembaca diajak untuk menikmati perjalanan
yang menyenangkan, ada tawa, geregetan dan tentu saja belajar tentang makna
perjuangan cinta.
Penokohan
Penokohan dalam setiap
novela ini cukup kuat, kelebihannya di setiap novel tak ada tokoh yang memiliki
karakter yang serupa.
In Love With You
tokohnya cowok pintar dan cewek bodoh serta ceroboh, Tink for Peter (Pan)
mengambil tokoh yang unik karena diadaptasi dari cerita anak Peter Pan namun
dengan pengembangan yang tidak terpikirkan sebelumnya, dan untuk Second Love
menggunakan penokohan cowok dan cewek yang berstastus single parent.
Meski dalam In Love With
You, penulisnya tampil narsis dengan menampilkan namanya sebagai tokoh utama,
hehe, akan tetapi penokohan yang berbeda di setiap novela membuat pembaca tak
jenuh untuk menyelesaikan tiga novela dengan sensasi cerita cinta yang
berbeda-beda.
Bahasa
Bahasa tiga novela ini ringan
serta mudah dipahami. Dalam In Love With You misalnya, novela yang meremaja,
bahkan di beberapa bagian saya bisa tertawa ketika membacanya, misalnya :
“Kan
kalian satu sekolah, jadi bisa diskusi. Pasti juga lebih kompak dan klop,”
lanjut Mama.
Kompak?
Main bakiak kali mesti kompak! Omel Sienta dalam hati. (hal 49-50).
Di dalam tiga novela
ini juga tersebar beberapa quote, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
“Selama
ini ia hanya mengetahui hitam dan putih. Sekarang ia bisa mengenali warna lain
yang ia bisa goreskan dalam hidupnya, warna ... kegembiraan.” (hal 53) – In Love
With You.
“Mencintai
seseorang adalah menerima orang itu tanpa syarat, tanpa menuntut, tanpa niatan untuk
mengubah orang itu sesuai dengan kemauan kita.” (hal 159) – Tink for Peter
(Pan).
“Bahagia
karena sudut kosong di hatiku kini terisi. Bahagia karena setiap detik, ada
seseorang yang bisa aku bayangkan dengan jelas sosoknya. Bahagia karena di
setiap tarikan napasku, aku tahu seseorang mencintaiku. Bahagia ketika
mengetahui ada seseorang yang selalu siap menyediakan bahunya untukku bersandar
dan menangis. Bahagia karena aku dilindungi. Bahagia karena hari-hariku kini
terlihat lebih berwarna dan ceria.” (hal. 209) – Second Love.
Point
of View :
Dalam ‘In Love With You’
dan ‘Tink for Peter (Pan)’, penulis menggunakan sudut pandang ketiga akan
tetapi penulis mampu melakonkan setiap tokoh dalam cerita dengan baik.
Berbeda dengan dua
novel sebelumnya, novela ‘Second Love’ menggunakan Point of View ganda, yaitu
dari sudut pandang Tiara dan Jimmy. Novela ketiga yang menggunakan POV berbeda,
membuat pembaca tidak jenuh atau bisa dibilang mendapatkan penyegaran baru
ketika membaca novela ketiga.
Minim
Typo
Buku ‘Be Mine’ ini
termasuk hampir bersih dari typo. Kenapa saya katakan hampir bersih? Karena
dari 231 halaman yang saya baca, saya hanya menemukan 1 (satu) typo saja yaitu
:
Sekarung
berat : Sekarung beras (hal.111) – Tink for Peter (Pan).
Minimnya typo ini bisa
dikatakan sebagai prestasi tersendiri, selain karena tidak mengganggu pembaca
menikmati novel ini, juga menunjukkan jika penyuntingan dan proses proofreader buku ini dilakukan secara
detail dan tidak asal-asalan.
Pesan
dan Kritik Sosial :
Novela ini tak lepas
dari keberadaan kritik sosial di dalamnya, seperti yang tersurat dalam beberapa
kalimat berikut ini :
“Di Indonesia ia merasa bakat gambarnya tak
dihargai. Tapi apa sih di Indonesia yang dihargai? Para peneliti memilh lari ke
luar negeri. Para ekonom juga kabur ke luar negeri. Yang pada ngendon di sini cuma
orang-orang yang kerjanya korupsi berjamaah.” (hal.44) – In Love With You.
Kalimat di atas menjadi
sebuah kritik sosial tentang kondisi Indonesia saat ini yang mana kurang adanya
penghargaan terhadap kemampuan anak bangsa. Hingga akhirnya negara Indonesia
banyak diisi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi dan golongannya
saja sehingga Indonesia menjadi negara yang tidak bisa mandiri serta timbul
banyak korupsi di negeri ini.
Tiga
Cerita, Dua Hati, Satu Cinta
Novela ini memiliki
konsep yang unik, karena berisi tiga macam cerita, yang mana di dalamnya berisi
lika-liku cinta antara dua hati, akan tetapi tiga novela tersebut memiliki satu
kesatuan benang merah, yaitu ‘Cinta’.
Tiga novela dalam buku ‘Be
Mine’ ini mencoba memotret tiga lika-liku cinta dari tiga dunia yang berbeda,
yaitu dunia anak SMA, Mahasiswa, dan Young Adult. Akan tetapi tiga-tiganya
bersatu dan berjalan beriringan hingga terdapat pesan yang sama yaitu ‘Cinta
harus diperjuangkan dan diungkapkan’.
Kekurangan
:
Cover
:
Kover novel ini memang
menunjukkan jika isi buku ini tentang cinta. Akan tetapi desain kovernya
terlalu ramai dan (maaf) agak norak karena terlalu banyak gambar hati yang ada.
Bahkan jika saya hitung ada 53 (lima puluh tiga) gambar hati utuh dalam
berbagai ukuran yang ada di kover depan dan kover belakang.
Bukankah terlalu
berlebihan jika ada 53 gambar hati yang ada di kover buku ‘Be Mine’, dan
sesuatu yang berlebihan tentunya tidaklah baik :).
Lembaran
Lengket :
Saya tipe orang yang
tidak terlalu senang jika buku milik saya rusak atau sobek. Akan tetapi ini
saya dapati di beberapa halaman awal buku ‘Be Mine’ yang lengket (atau belum
terpotong rapi) hingga terpaksa saya harus memotongnya sendiri dengan cutter, hingga hasilnya pun tak bisa
begitu rapi. Meskipun ini adalah kesalahan teknis, tapi alangkah baiknya jika
kesalahan ini bisa diminimalisir oleh penerbit.
Ala
Sinetron:
Meskipun penulis dapat
meramu kisah yang klise menjadi manis, akan tetapi masih banyak adegan dalam
buku ‘Be Mine’ ini yang terlalu sinetronis dan terkesan dipaksakan.
In Love With You
Dalam novela ini ada
beberapa adegan yang terlalu klise, seperti Sienta, tokoh cewek ceroboh dan
bodoh jatuh cinta dengan Bintang, tokoh cowok yang pintar dan populer, kemudian
tokoh cowok yang tiba-tiba jadi tetangga si cewek. Persaingan antara Sienta dan
Kania juga ketika tokoh Kania menabrak Sienta hingga buku-bukunya jatuh
berantakan.
Tink for Peter (Pan)
Novela ini juga banyak
adegan yang dipaksakan, seperti klub basket yang masih diikuti oleh mahasiswa,
adegan ketika Tineke terlempar bola. Kemudian adegan ketika Tineke dan Naya
masuk ke kelas perkuliahan Bram dan Peter saat ada dosen sedang mengajar, hal
ini sangat dipaksakan. Juga tentang acara valentine di kampus, lebih baik jika
yang mengadakan malam valentine bukan kampus melainkan salah satu cafe, hal itu akan terlihat lebih bagus.
Ada yang janggal pula
ketika Bram yang notabennya sahabat Tineke sejak SMA tidak mengetahui jika
Tineke juga menyukai cerita Peter Pan, padahal mereka sangat akrab dan dekat.
Kemudian adegan ketika
Tineke disiram air dalam ember oleh teman-teman yang tidak suka padanya. Duh,
sepertinya untuk kehidupan kampus seperti itu hanya ada di sinetron, tidak
untuk di dunia nyata. Seharusnya penulis menulis adegan lain yang bisa dibuat
lebih baik untuk menggambarkan Tineke cewek yang kuat di depan Peter tanpa
harus ada adegan siram-menyiram air dalam ember.
Second Love
Kebetulan ala sinetron
juga terjadi saat pertemuan Tiara dan Jimmy di restoran Pizza, juga ketika
Jimmy mendapatkan pekerjaan di Jakarta.
Bagi saya, diantara
tiga novela Second Love memiliki
paling sedikit kebetulan yang terjadi layaknya sinetron.
Ide
Cerita :
Ide besar masing-masing
novela sebelumnya memang sudah banyak diangkat baik dalam buku fiksi atau dalam
film seperti tema besar In Love With You yang mana cewek
bodoh dan ceroboh jatuh cinta pada cowok pintar, ini mengingatkan saya dengan
serial drama Korea ‘Who Came From The Star aka My Love From Another Star yang
secara garis besar tokohnya juga memiliki karakter yang hampir serupa.
Drama Korea - My Love From Another Star |
Ide cerita tentang
cinta segitiga seperti dalam Tink for Peter (Pan) juga seringkali
diangkat oleh banyak penulis maupun sineas film. Begitu juga dengan kisah Second
Love yang mengangkat kisah cinta antara dua orang single parent.
Meskipun berawal dari
ide cerita yang klise, akan tetapi para penulis berhasil menciptakan alur yang
menarik dan mampu membawa pembacanya untuk menikmati masing-masing kisah cinta
hingga halaman terakhir.
Be Mine On Top |
Be Mine On The Wall Be Mine, Please .... |
Terlepas dari semua kekurangan yang ada, buku ‘Be Mine’
yang berisi tiga novela ini mampu menghibur dan membuat pembaca lebih memahami
tentang cinta dan perjuangan untuk meraihnya. Buku ini layak dikoleksi dan bisa
menjadi teman minum teh yang asyik di sore hari sambil menikmati senja yang
romantis. ^_^. (Richa Miskiyya)
Posting Komentar