Bangga, adalah satu kata yang sering banget
kita dengar. Tapi, masing-masing orang pasti punya persepsi masing-masing
ketika ditanya apa sih arti bangga buat kamu?
Setiap
orang punya perjalanan hidupnya sendiri-sendiri, oleh karena itu, setiap orang punya
pengalaman, pengetahuan, serta perasaan yang berbeda-beda, termasuk juga untuk
menjabarkan arti sebuah kebanggaan.
Seorang
ibu, murid SD, hingga tukang becak pastilah punya pandangan yang berbeda, dan
kapankah mereka merasakan sebuah kebanggaan pun juga berbeda. Seorang ibu,
melihat anaknya yang masih balita melangkah untuk pertama kalinya dan
mengucapkan kata ‘Mama’, itu bisa jadi sebuah kebanggaan yang nggak terhingga
buat seorang ibu. Begitu juga dengan seorang murid SD, setelah belajar tekun,
ia berhasil meraih nilai sempurna di pelajaran Matematika. Sedangkan untuk
seorang tukang becak, ketika ia berhasil membelikan anaknya seragam sekolah
dari hasil keringatnya mengayuh becak, itu pun bisa jadi sebuah nilai
kebanggaan baginya.
Bangga
Berproses
Lalu sebenarnya apa sih
bangga itu? Jika dilihat dari tiga cerita di atas, dari kebanggaan seorang ibu,
seorang murid SD, dan seorang tukang becak. Bangga bisa diartikan ketika kita
berhasil meraih sesuatu melalui sebuah proses.Seorang ibu melihat proses jatuh bangunnya anaknya ketika belajar berjalan, murid SD dengan prosesnya belajar tekun, juga seorang tukang becak dengan prosesnya bekerja keras demi membelikan seragam sekolah untuk anaknya.
Setiap
orang di dunia ini pasti pengen banget bikin orang-orang disekitarnya bangga,
rasanya nggak ada seorang pun di dunia ini yang nggak pengen berbuat sesuatu
hal yang membanggakan, meskipun cuma sekali seumur hidupnya. Coba deh, misal
kita tanya ke orang-orang di sekitar kita, “Kamu mau nggak melakukan hal yang
membanggakan?” pastinya nggak akan ada yang jawab “Nggak ah, aku nggak mau.”
Nah,
sebenarnya melakukan hal yang membanggakan itu bisa kita lakukan, hanya saja
nggak semua orang tahu caranya. Dan, satu lagi yang harus diingat, bangga itu adalah
hasil sebuah proses, bukan sesuatu yang dihasilkan secara instan.
Bangga
itu datangnya dari hati, nggak bisa direkayasa. Dari banyaknya peluh ketika
berproses itulah yang akan menciptakan kristal-kristal kebanggaan. Misal, kita
ingin membanggakan orang tua dengan memenangkan sebuah lomba menulis puisi,
kita pun melakukan segala macam cara untuk memenangkan lomba tersebut, bahkan
nggak segan untuk berbuat curang dengan memplagiat puisi karya orang lain.
Meskipun jika puisi itu menang, kemudian kita tunjukkan sebuah piala kemenangan
pada orang tua, apa hati kita akan bahagia dan bangga? Kalau menjawab ‘bangga’,
pasti itu bohong banget.
Proses
yang nggak baik dalam meraih suatu hasil, meskipun di bibir bilang jika kita
bangga, tapi di dalam hati kecil kita pasti akan berontak, jika sebenarnya kita
tak pantas mendapatkan pujian dan ucapan selamat.
Jika
orang tua kita tahu kecurangan kita? Apakah mereka akan bangga? Justru mereka
akan kecewa, dan akan berkata, “Ayah dan Ibu lebih bangga jika kamu lakukan
semuanya dengan kejujuran.”
Nah,
kan? Bangga itu bukan ketika dapat kemenangan, tapi ketika kita melihat dan
merasakan sebuah proses panjang dalam meraih kemenangan itu, kalau pun tidak
meraih kemenangan, kita masih pantas berbangga, karena kita sudah bisa melewati
proses panjang itu dengan sebuah kejujuran.
Kebanggaan,
ada yang sifatnya individual, tapi ada juga yang sifatnya kolektif. Kebanggaan
individual adalah kebanggaan yang dirasakan oleh diri sendiri karena sebuah
proses yang juga dilaksanakan diri sendiri.
Lalu,
kebanggaan kolektif yang seperti apa? Kebanggaan kolektif adalah ketika kita
juga merasakan menjadi bagian dalam suatu proses keberhasilan. Misalnya ketika
Tim Sepakbola Nasional Garuda Muda beberapa waktu lalu memenangkan Piala AFF
2013. Apakah kita bangga ketika melihat Garuda Muda meraih kemenangan itu?
Tentu saja, Ya. Kenapa? Karena kita merasa menjadi bagian dari perjuangan
mereka, kita bersorak di depan televisi, dan kita semua berdoa untuk kemenangan
Indonesia meskipun bukan kita sendiri yang bertanding di lapangan.
Sebagai bangsa
Indonesia tentunya ada rasa haru dan bangga yang datang tiba-tiba dari dalam
hati, ini yang dinamakan kebanggaan koletif atau kebanggaan bersama.
On
The Track
Bangga adalah hasil
gabungan antara kejujuran, kerja keras, dan doa. Tiga hal tersebut (kejujuran,
kerja keras, dan doa) ada dalam satu kata yaitu ‘proses’. Kenapa kejujuran
harus masuk dalam proses itu? Karena proses tanpa kejujuran sama dengan mobil
mewah tanpa mesin, jika dilihat orang, mobil itu dari luar adalah mobil mewah,
tapi kita sendiri tak dapat merasakan kebahagiaan karena mewah itu hanya
tampilan luarnya saja, nggak ada mesin di dalamnya yang membuat kita nggak
bahagia karena nggak bisa mengendarainya.
Hal itu juga sama
ketika kita meraih sesuatu tanpa kejujuran di dalamnya, seriuh apapun pujian
dan tepuk tangan yang kita dapat, tetap saja ada bagian yang kosong dalam hati
kita.
Dalam meraih sesuatu, seseorang itu
haruslah ada di jalurnya, On The Track, seperti
para pembalap Moto GP yang meraih podium dengan hasil usaha dan berada di jalur
yang benar. Apa jadinya jika mereka keluar jalur? Tentunya mereka tak akan bisa
naik ke podium dengan kebanggaan hati yang membuncah.
Sekarang ini bisa
dilihat juga, pejabat-pejabat yang korupsi dan tertangkap KPK, mereka
sebelumnya bisa membanggakan diri dengan harta yang melimpah, serta jabatan
tinggi. Tapi karena dalam prosesnya ada ketidakjujuran di dalamnya, itu adalah
kebanggaan yang semu. Kebanggaan yang hanya bisa dilihat orang lain, tapi tak
dirasakan oleh dirinya sendiri.
Seperti yang dikatakan
oleh salah satu pemeran di book trailer Cine Us. “Melelahkan sekali kalau kita
terus mengejar pengakuan dari orang, punya kepuasan itu dari sini ( menunjuk hati),
bukan dari sana (menunjuk gedung festival). Apa sih arti kebanggaan buat lo?”
Ya, kebanggaan (bukan)
hanya tentang kemenangan, bukan ketika mendapat tepukan dari ribuan orang, tapi
ketika ada rasa kepuasan di hati yang tercipta dari proses kerja keras dengan
semangat kejujuran.(*)
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba artikel Cine Us karya Evi Sri Rezeki - Nourabooks - Smartfren
Kebanggaan individu dan kolektif. Nice post :)
BalasHapusTenkyu, Teh Evi ^_^
BalasHapus